Sejarah Baru Dunia Tercipta! Harga Emas Akhirnya Ditutup di US$ 3.000

6 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas melonjak dan menutup perdagangan di level US$3.000 per troy ons pertama kalinya dalam sejarah. Lonjakan emas terjadi menjelang keputusan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) hingga fokus terhadap tarif perdagangan.

Pada perdagangan Senin (17/3/2025), harga emas dunia di pasar spot terapresiasi 0,57% di level US$3.000,47 per troy ons. Harga penutupan tersebut menjadi harga tertinggi sepanjang masa perdagangan emas. Level ini juga menandai sejarah baru emas dunia di mana emas akhirnya menyentuh level US$ 3.000.

PadaJumat lalu, harga emas memang menyentuh level US$ 3.000 tetapi level tersebut terjadi hanya di intraday dan bukan penutupan.
Kenaikan harga emas kemarin juga menjadi kabar baik setelah emas melemah 0,1% pada Jumat.

Pada perdagangan hari ini Selasa (18/3/2025) hingga pukul 06.18 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,02% di posisi US$3.002,11 per troy ons.

Harga emas menguat pada perdagangan Senin, berada tepat di angka US$3.000 per troy ons, dengan fokus pada tarif perdagangan dan pertemuan kebijakan The Fed AS pada pekan ini.

The Fed akan menggelar rapat dua hari dan hasilnya akan diumumkan Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

The Fed akan memberikan proyeksi ekonomi barunya pada minggu ini, yang akan memberikan bukti paling nyata sejauh ini tentang bagaimana bankir sentral AS memandang kemungkinan dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump yang telah mengaburkan prospek ekonomi yang sebelumnya solid.

"Tidak ada jaminan bahwa tidak akan ada resesi di Amerika Serikat, meskipun mungkin ada penyesuaian," ujar Menteri Keuangan Scott Bessent, kepada Reuters.

"Saya perkirakan akan ada konsolidasi harga emas, saat ini pasar dalam mode 'wait and see' menjelang keputusan The Fed," ujar David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Para pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS akan menahan suku bunga pada  Rabu, dengan pemotongan berikutnya pada Juni.

Emas batangan dengan imbal hasil nol dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian dan cenderung berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah.

Lonjakan emas dibantu oleh ambruknya dolar dan melandainya imbal hasil US Treasury.
Indeks dolar turun ke 103,37 atau level terendah dalam empat hari sementara imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun ke 4,03 atau terendah sepanjang tahun ini.

Pembelian emas menggunakan dolar AS sehingga melemahnya dolar menguntungkan emas. Sang logam mulia juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga melandainay imbal hasil menguntungkan emas.

Data menunjukkan penjualan ritel AS pulih lebih rendah dari yang diharapkan pada bulan Februari, menandakan pertumbuhan ekonomi moderat meskipun tarif impor dan PHK pekerja federal meredam sentimen.

"Jika data ekonomi terus melemah dan perang tarif global meningkat, emas akan terus diuntungkan,"menurut catatan analis di Heraeus Metals.

Ketegangan politik juga menjadi bagian penting dari lonjakan emas. Presiden AS Donald Trump mengatakan dia berencana untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa dan membahas diakhirinya perang di Ukraina.

Ketegangan di Timur Tengah juga makin memuncak setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan peringatan keras terhadap Iran. Trump menegaskan bahwa setiap serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi di Yaman akan dianggap sebagai tindakan yang dilakukan oleh Iran sendiri, dan akan ada konsekuensi berat bagi Teheran.

"Setiap tembakan yang dilakukan oleh Houthi mulai saat ini akan dipandang sebagai tembakan dari senjata dan kepemimpinan Iran. Iran akan bertanggung jawab dan akan menanggung konsekuensinya, yang akan sangat berat!" tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social, dikutip Selasa (18/3/2025).

Pernyataan ini muncul di tengah operasi militer terbesar Amerika Serikat di Timur Tengah sejak Trump kembali ke Gedung Putih. Serangan udara terbaru yang dilakukan oleh AS pada Sabtu menargetkan kota pelabuhan Hodeidah di Laut Merah dan wilayah Al Jawf di utara ibu kota Sanaa, menurut laporan dari stasiun televisi Houthi, Al Masirah TV.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |