Saham BUMI Mulai Koreksi: Peluang Tambah Beli Lagi Atau Cukup di Sini?

3 hours ago 3

Susi Setiawati,  CNBC Indonesia

30 December 2025 08:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sempat mengalami koreksi pekan lalu, tetapi masih dalam jalur tren harga yang naik. Apakah ini jadi momentum untuk tambah beli lagi?

Saham BUMI pada akhir pekan lalu sempat mengalami koreksi dua hari beruntun (23-24 Desember 2025), kalau diakumulasi sekitar 10%. Ini membuat saham BUMI kembali mendekati support terdekat di sekitar level 340.

Karena tren yang masih naik membuka peluang buy on support lagi, apalagi pada perdagangan Senin kemarin (29/12/2025) mulai ada aksi pembelian yang lebih banyak, tercermin dari penguatan sekitar 1,10% dalam sehari.

Meskipun tipis, ini menunjukkan kalau tekanan jual mulai mereda dan langkah untuk rebound lebih lanjut semakin terbuka, mengingat tren masih naik.

Meskipun saham BUMI ada koreksi, saham milik grup Bakrie dan Salim ini telah menguat 64,55% secara bulanan, sementara dalam tiga bulan terakhir melonjak 158,57%. Bahkan sejak awal tahun, saham ini telah mencatatkan kenaikan 206,78% secara year to date.

Tekanan jangka pendek tersebut juga bertepatan dengan adanya aksi divestasi oleh pemegang saham asing, yakni Chengdong Investment Corp. Sepanjang Desember 2025, Chengdong melakukan penjualan saham secara bertahap yang menurunkan kepemilikannya dari 6,99% menjadi 5,99%.

Berdasarkan keterbukaan informasi ke BEI pada 26 Desember 2025, Chengdong melepas sekitar 3,71 miliar saham BUMI melalui transaksi penjualan tidak langsung di pasar reguler, dengan harga bervariasi di kisaran Rp238 hingga Rp388 per saham. Seluruh transaksi tersebut dilakukan dengan tujuan divestment.

Meski ada aksi jual dari satu investor besar, pergerakan ini tidak sepenuhnya mencerminkan arus keluar dana asing. Justru sebaliknya, aliran dana asing tercatat masih deras masuk ke saham BUMI.

Investor global seperti BlackRock tercatat membeli 8,85 juta saham BUMI pada 22 Desember 2025, sementara Dimensional memborong sekitar 55,44 juta saham pada 19 Desember 2025. Transaksi terbesar bahkan dilakukan oleh Vanguard, yang membeli 60,08 juta saham BUMI pada 30 November 2025.

Story di balik kenaikan saham BUMI juga masih related dengan potensinya masuk ke jajaran konstituen MSCI pada tahun depan.

Saham BUMI digadang bisa naik kelas, menyusul anak usahanya, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), untuk masuk ke MSCI Indonesia Global Standard Index khususnya pada periode Februari 2026.

Sebelumnya, BRMS telah resmi masuk indeks global tersebut setelah MSCI mengumumkan hasil tinjauan berkala periode November 2025. Sementara itu, hingga saat ini BUMI masih tercatat sebagai konstituen MSCI Indonesia Small Cap Index, sekaligus telah masuk dalam MSCI Investable Market Indexes (IMI).

Secara kriteria, saham BUMI sudah berada di jalur yang tepat. Harga saham BUMI telah melampaui ambang batas minimum MSCI di level Rp315, sementara lonjakan harga yang terjadi dalam sebulan terakhir juga masih tergolong sesuai dengan ketentuan MSCI terkait batas kenaikan harga ekstrem.

Risiko baru kemungkinan akan muncul kalau harga saham BUMI melampaui Rp700 per saham hingga akhir Januari 2026, yang merupakan periode krusial dalam peninjauan indeks MSCI. Selama harga masih berada dalam rentang wajar, peluang masuk ke indeks Global Standard tetap terbuka.

Kombinasi antara koreksi teknis, divestasi selektif, dan masuknya investor institusional global ini menunjukkan bahwa saham BUMI tengah berada dalam fase redistribusi kepemilikan, bukan pembalikan tren.

Selama kriteria MSCI tetap terpenuhi dan harga saham bergerak dalam rentang yang sehat, cerita BUMI menuju MSCI Indonesia Global Standard Index pada review Februari 2026 dinilai masih on track, dengan dukungan fundamental, likuiditas, dan minat investor global yang tetap terjaga.

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |