Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah tertekan cukup dalam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (19/9/2025).
Melansir data Refinitiv, per pukul 14.10 WIB, rupiah melemah ke level Rp16.585/US$ atau turun 0,52%. Sekaligus menjadikan level terendahnya sejak 14 Mei 2025 atau dalam empat bulan terakhir.
Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menegaskan bahwa pelemahan rupiah kali ini lebih banyak dipicu oleh interpretasi pasar terhadap sikap The Fed ketimbang besaran pemangkasan suku bunga itu sendiri.
"Rupiah cenderung melemah terhadap dolar AS pasca Federal Open Market Committee (FOMC) meeting bukan karena pemangkasan suku bunga AS itu sendiri, melainkan karena pesan keseluruhan dari rapatnya dianggap berhati-hati sehingga permintaan dolar kembali meningkat," jelas Josua.
Dari sisi domestik, pemangkasan BI Rate pada waktu yang sama mempersempit selisih imbal hasil rupiah terhadap aset dolar.
"Bagi pelaku global jangka pendek, ini mengurangi penyangga imbal hasil rupiah persis saat dolar menguat setelah konferensi pers The Fed, sehingga sebagian posisi rupiah dipangkas di sesi AS," jelas Josua.
(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Rupiah Menguat Tajam, Nilai Tukar Dolar AS Turun Jadi Rp16.385