Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Rosan Perkasa Roeslani memastikan investasi yang dilakukan lembaganya akan dijalankan secara baik dan berdasarkan tata kelola yang benar.
Rosan menuturkan untuk menentukan arah investasi, Danantara memiliki banyak komite sebagai pemberi pertimbangan, di antaranya Komite Risiko hingga Komite Etik.
"Jadi kita buat untuk memastikan investasi yang dijalankan baik dan benar," kata Rosan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Rosan menegaskan, BPI Danantara sebagai pengelola aset BUMN sebesar US$ 900 miliar atau setara Rp 14.670 triliun akan mengarahkan instrumen investasinya juga untuk meningkatkan kapasitas perusahaan-perusahaan domestik.
"Yang ingin kita tingkatkan bisa menjadi global player, naik kelasnya, jadi bisa masuk Fortune 500 biggest company. Juga yang kita inginkan valuenya meningkat, market capnya meningkat," ucap Rosan.
Dengan strategi investasi yang benar, dan tujuan untuk terus meningkatkan kinerja BUMN, Rosan mematikan, Danantara akan memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia, salah satunya dengan memberikan kontribusi dividen yang besar.
"Kan masyarakat senang dapat dividen dari perusahaan kita, kita juga senang memegang saham yang dividennya bisa kita miliki dan kita juga tetap mengacu pada Undang-Undang Pasar Modal," tutur Rosan.
Dalam kesempatan ini, Rosan juga memastikan tidak ada yang kebal hukum di Indonesia, termasuk pengurus Danantara. Pasalnya, isu yang beredar mengatakan Danantara tidak bisa diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Tidak ada yang kebal hukum di negara ini, orang ketuanya ikut awasi. Kalau yang mengawasi lebih banyak lagi ya silahkan," kata Rosan
(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Serba-serbi Danantara dan Polemik Isu Tak Bisa di Audit BPK-KPK
Next Article Video: Gubernur Kalimantan Selatan Jadi Tersangka Kasus Suap