Realita Pendidikan di RI: Siswa SMA Masih Kagok Pakai Komputer

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski zaman sudah serba digital, faktanya pemanfaatan teknologi dalam pendidikan belum merata di Indonesia. Masih banyak siswa di level SMA yang bahkan masih belum terbiasa menggunakan komputer. 

I Kadek Darsika Aryanta, Guru Binar Ambassador asal Buleleng, Bali, membagikan pengalamannya mengajar di SMA Negeri Bali Mandara, sekolah berasrama yang mayoritas siswanya berasal dari keluarga kurang mampu. 

"Anak-anak kami banyak yang belum terbiasa pakai perangkat digital. Bahkan ada yang megang mouse saja bingung. Maka sebelum mulai belajar, kami buat program matrikulasi selama tiga minggu. Mereka diajari buat email, pakai Google Classroom, hingga membuat presentasi," ungkap Darsika, dalam diskusi publik bertajuk "Pendidikan Indonesia: Menuju Indonesia Emas atau Indonesia Cemas?" yang digelar Putera Sampoerna Foundation, Kamis (15/5/2025).

Menurutnya, guru harus memahami apa yang disebut TPACK: Technological, Pedagogical, and Content Knowledge. "Guru bukan cuma ngerti alatnya, tapi juga paham kontennya dan bagaimana menyampaikannya. Tidak semua konten cocok pakai kuis online atau AI, kita harus tepat pilih teknologinya," ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya guru menjadi contoh dalam penggunaan teknologi yang bijak. "Kalau guru asal pakai, siswa juga akan ikut-ikutan. Kita harus ajarkan bahwa teknologi bisa bantu mereka belajar, bukan untuk disalahgunakan," katanya.

Direktur Sekolah Menengah Pertama Kemendikbudristek RI, Maulani Mega Hapsari mengakui ada kesenjangan pemanfaatan teknologi digital di dunia pendidikan Tanah Air. 

"Jangan kan coding, anak SMA pun banyak yang masih kagok pakai komputer. Maka dari itu, kami terus mendorong program pelatihan dan konten pembelajaran digital agar bisa diakses semua siswa dari Sabang sampai Merauke, tidak hanya di kota-kota besar.

Untuk mengatasi kesenjangan ini, dia menekankan, pemerintah saat ini tengah menyiapkan langkah konkret digitalisasi pembelajaran dan distribusi perangkat yang disertai konten serta pelatihan. 

"Kita tidak hanya mengirimkan perangkatnya, tetapi juga akan mengisi dengan konten-konten pembelajaran yang interaktif dan dinamis agar peserta didik kita tidak ketinggalan," ujarnya dalam kesempatan yang sama.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Efek Domino Perang Dagang ke Bisnis Parfum Lokal

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |