Ramai-ramai IPO: Penjatahan Emiten Ini Buat Bahagia Investor

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini dua emitan yang melaksanakan Initial Public Offering (IPO) telah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), sementara dua saham IPO lainnya menyusul pada esok hari, menariknya penjatahan dua saham yang akan listing besok justru mengejutkan para investor.

Hari ini Selasa (8/7/2025), PT Asia Pramulia Tbk (ASPR) dan PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) resmi melantai. Terpantau pada hingga perdagangan pukul 09.15 saham ASPR melesat 13,71% di level Rp141 per lembar saham, sementara saham PSAT berhasil Auto Rejection Atas (ARA) 25% di level Rp1.125 per lembar saham.

Sementara duo saham primadona akan resmi melantai pada besok hari, Rabu (9/7/2025) dimana ada PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN). Kedua emiten ini telah melaksanakan penjatahan saham pada hari kemarin Senin (7/7/2025) dan hari ini merupakan hari distribusi saham.

Ada hal yang menggelitik saat penjatahan saham IPO CDIA dan COIN. Banyak yang mengira bahwa penjatahan IPO CDIA akan sangat sedikit bahkan berpotensi tidak mendapatkan barang, sementara banyak yang mengira bahwa penjatahan IPO COIN akan mendapat barang lebih banyak dan lebih sedikit potensi tidak mendapatkan barang.

Hal ini justru berbanding sebaliknya, penjatahan IPO CDIA jauh lebih banyak ketimbang IPO COIN, dan faktanya banyak investor yang tidak mendapatkan barang saat penjatahan di IPO COIN.

Berdasarkan data yang CNBC Indonesia Research dapatkan, bahwa penjatahan IPO CDIA lebih besar dibandingkan dengan IPO COIN. Antrian di bawah Rp100juta IPO CDIA menggunakan persentase sehingga pendapatan lot bisa jauh lebih banyak dibandingkan dengan IPO COIN yang diketok kisaran 8 hingga 9 lot.

Meskipun untuk antrian di atas Rp100 juta, persentase IPO COIN sedikit lebih tinggi dibandingkan IPO CDIA. Dalam hal ini IPO CDIA cenderung pro ke retail.

Diketahui orderan di bawah dan tepat Rp100 juta masuk dalam hitungan penjatahan di bawah Rp100 juta. Disini CNBC Indonesia Research memberikan contoh perhitungan jika seorang investor menggunakan dananya Rp200 juta untuk membeli saham IPO CDIA dan IPO COIN dengan masing-masing Rp100 juta.

Maka terlihat bahwa penjatahan IPO CDIA bisa jauh lebih besar dibandingkan dengan IPO COIN. Hal ini karena IPO CDIA menggunakan persentase untuk antrian transaksi di bawah Rp100 juta.

Hal ini menandakan antrian retail lebih condong ke saham IPO COIN sehingga pembagian penjatahan untuk retail jauh lebih sedikit.

Diketahui, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) semoat terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed sampai lebih dari 400 kali untuk jumlah lembar saham baru yang ditawarkan sebanyak 12.482.937.500 lembar.

CDIA adalah anak usaha tidak langsung dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), yang sebelumnya dikenal sebagai PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

TPIA adalah perusahaan induk yang bergerak di bidang petrokimia terbesar di Indonesia. CDIA didirikan untuk mengelola dan mengembangkan unit-unit usaha infrastruktur pendukung industri petrokimia dan energi dari TPIA.

CDIA memiliki peran penting bagi TPIA. CDIA dibentuk sebagai kendaraan strategis untuk menyediakan jasa logistik, transportasi laut, dan terminal penyimpanan, mengelola infrastruktur energi dan utilitas, seperti listrik dan air industri, yang akan mendukung mega proyek CAP2 (Complex Expansion Project) dari TPIA, dan meningkatkan efisiensi dan integrasi rantai pasok TPIA.

Selain itu, IPO PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) sejak dibuka pada penawaran umum Rabu (2/7/2025), mencatatkan minat yang tinggi pada para pelaku pasar.

IPO COIN sudah mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed lebih dari 70 kali dengan total pemesanan lebih dari 100 ribu calon investor berdasarkan informasi yang CNBC Indonesia Research dapatkan.

IPO COIN menjadi satu-satunya Bursa Berjangka dan Bursa Aset Kripto di Indonesia yang akhirnya go public. Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 22.058.824 lot, dengan persenan total saham sebanyak 15%. Potensi dana IPO sebesar Rp220,6 miliar-Rp231,6 miliar dan potensi market cap setara dengan Rp1,47 triliun-Rp1,54 triliun.

Berdasarkan prospektus IPO terdapat satu nama yang tidak asing sebagai salah satu pemilik manfaat akhir, yakni Andrew Hidayat, bersama dengan Jeth Soetoyo CEO PT Pintu Kemana Saja, Budi Mardiono (BM), dan Aaron Ang Nio.

Andrew Hidayat disebut sebagai pemilik manfaat akhir dari PT Megah Perkasa Investindo (MPI), pemegang saham pengendali COIN.
MPI merupakan anak usaha yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh PT MMS Group Indonesia (MMSGI). Nama Andrew Hidayat tercatat menggenggam saham MMSGI sebanyak 55%.

Kabar kurang baiknya, sebelumnya Andrew Hidayat pernah terjerat kasus suap kader PDIP.

PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) didirikan pada 2022. Perseroan merupakan perusahaan holding yang melakukan investasi pada perusahaan anak yang bergerak dalam bidang bursa berjangka dan bursa aset kripto, yaitu PT Central Finansial X (CFX) dan jasa Kustodian Aset Kripto, yaitu PT Kustodian Koin Indonesia (ICC).


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |