Ragam Tradisi Nuzulul Quran, Iktikaf hingga Seribu Tumpeng

11 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Nuzulul Quran, peristiwa turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW, menjadi momen penting dalam bulan Ramadan.

Di berbagai daerah di Indonesia, masyarakat merayakannya dengan cara yang khas, mencerminkan kearifan lokal serta semangat kebersamaan. Berikut ini berbagai perayaan Nuzulul Quran di berbagai wilayah di Tanah Air:

Maleman di Jawa Timur dan Lombok

Di beberapa daerah di Jawa Timur dan Lombok, malam-malam ganjil dalam 10 hari terakhir Ramadan diramaikan dengan tradisi "Maleman." Warga saling berbagi makanan dengan tetangga dan masyarakat sekitar sebagai simbol kepedulian sosial. Tak hanya itu, pengajian dan doa bersama juga menjadi bagian dari perayaan ini.

Iktikaf di Masjid

Di seluruh Indonesia, tradisi iktikaf semakin marak terutama di masjid-masjid besar. Umat Islam berdiam diri di masjid untuk memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Qur'an, berzikir, dan berdoa sepanjang malam. Tradisi ini diyakini sebagai cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT selama Ramadan.

Seribu Tumpeng di Solo, Jawa Tengah

Kota Solo memiliki perayaan khas dalam memperingati Nuzulul Quran dengan tradisi "Seribu Tumpeng" atau "Maleman Sriwedari." Pada tanggal 21 Ramadan, seribu nasi tumpeng diarak dari Keraton Kasunanan Surakarta menuju Joglo Sriwedari. Setelah arak-arakan, warga berkumpul untuk menikmati tumpeng bersama sebagai bentuk syukur dan kebersamaan.

Khataman Al-Qur'an dan Doa Bersama

Di berbagai daerah, malam Nuzulul Quran diisi dengan khataman Al-Qur'an, yaitu pembacaan juz terakhir Al-Qur'an secara berjamaah. Setelahnya, masyarakat menggelar doa bersama dan kenduri atau makan bersama. Tradisi ini menjadi sarana untuk memperkuat nilai spiritual sekaligus mempererat hubungan antarwarga.

Kuwah Beulangong di Aceh

Di Aceh, Nuzulul Quran dirayakan dengan memasak "Kuwah Beulangong," yaitu kari daging sapi atau kambing yang dicampur dengan nangka muda serta bumbu rempah khas Aceh. Warga bergotong royong memasak dalam jumlah besar, lalu menyantapnya bersama sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur.

Tradisi-tradisi ini menunjukkan bagaimana masyarakat Indonesia memaknai Nuzulul Quran tidak hanya sebagai refleksi spiritual, tetapi juga sebagai ajang memperkuat persaudaraan dan budaya lokal yang terus lestari.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |