Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang pria di China viral setelah membuat aksi lamaran supermewah bertema Hello Kitty, lengkap dengan replika Parthenon raksasa. Lamaran itu menelan biaya sekitar £70.000 atau setara Rp 1,4 miliar dan langsung memicu perdebatan media sosial tentang keromantisan, budaya pamer atau memang ini gaya berpacaran modern.
Melansir International Business Times, lamaran tersebut berlangsung di Shenzhen, Provinsi Guangdong, China. Dalam video yang beredar, terlihat hamparan bunga mawar pink cerah, banyak boneka Hello Kitty putih, ribuan lampu hias, hingga bangunan menyerupai kuil Yunani berdiri megah sebagai latar momen romantis itu.
Menurut video yang viral di media sosial, sang pria ingin menghormati kecintaan sang pacar yang sejak kecil sangat menyukai karakter Hello Kitty. Ia kemudian memutuskan untuk membangun "Parthenon Hello Kitty" sebagai simbol keseriusan dan kesanggupannya.
Foto: Sebuah Parthenon kuil Yunani bertema Hello Kitty. (Dok: Xiaohongshu via Instagram Aljazeera)
Bangunan sementara yang dijuluki warganet sebagai "Hello Kitty Parthenon" itu dirancang menyerupai kuil kuno, tetapi kolom dan bagian atapnya dibuat dari ribuan boneka Hello Kitty berlampu. Bentuknya yang monumental langsung menarik perhatian global, memadukan arsitektur klasik dengan budaya pop yang manis dan mencolok.
Selain struktur utama, lokasi lamaran dihiasi karpet, ribuan bunga, dan instalasi pencahayaan besar. Biaya besar itu kabarnya mencakup konstruksi khusus, dekorasi, keamanan, hingga pengadaan ribuan boneka resmi Sanrio.
Meski terlihat berlebihan bagi sebagian orang, aksi lamaran megah seperti ini bukan hal baru di sejumlah negara Asia. Tren menunjukkan, lamaran kerap menjadi ajang menunjukkan kemampuan finansial, kesungguhan, dan kesiapan membangun masa depan.
Dalam beberapa tahun terakhir, publik juga sering melihat lamaran dengan puluhan mobil mewah, drone yang membentuk gambar di langit, hingga cincin raksasa yang dirancang khusus agar viral.
Memilih tema unik seperti Parthenon Hello Kitty menandakan sang pria bukan hanya berharap lamaran diterima, tetapi juga menciptakan kenangan digital yang akan terus beredar luas.
Dipuji Romantis, Dikritik Boros
Aksi ini pun memicu diskusi sengit. Ada yang memujinya sebagai bentuk cinta yang luar biasa. Namun banyak pula yang menilai aksi itu sebagai pamer kekayaan dan pemborosan tidak perlu.
Perdebatan ini pun mencerminkan fenomena baru dalam budaya romansa modern, ketika momen pribadi semakin sering dirancang demi dokumentasi dan viralitas. Alih-alih fokus pada pasangan, perhatian publik justru tertuju pada biaya besar dan kemewahan lamaran itu sendiri.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]

1 day ago
7

















































