Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto ternyata memiliki target membuat anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN mencapai kondisi surplus selama masa kepemimpinannya dari posisi defisit saat ini.
Hal ini diungkapkan oleh adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo saat menjadi pembicara kunci dalam program CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta, dikutip Kamis (27/2/2025).
"Tidak bakal ada defisit lagi, tidak ada budget deficit, kita akan budget surplus tapi kita harus kelola dengan sebaik-baiknya, tidak ada fat, tidak ada ini kebocoran dan sebagainya," kata Hashim.
Target surplusnya APBN tahunan Indonesia ini akan dikejar Prabowo dengan mendesain program peningkatan penerimaan negara. Program itu akan dipimpin langsung oleh Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu.
"Program peningkatan revenue ratio, ini akan segera ditingkatkan, program ini dipimpin Pak Anggito," kata Hashim
Hashim berujar, Prabowo sangat ambisius dalam program ini. Mekanismenya ialah mencari penerimaan negara lebih kuat supaya APBN surplus, salah satunya untuk mengumpulkan penerimaan negara dari sektor-sektor usaha yang selama ini abu-abu atau grey economy.
Dengan program itu, Hashim mengatakan, Prabowo menargetkan rasio penerimaan negara akan naik dari target tahun ini 12,1% menjadi serupa dengan Kamboja di level 18%, dan tahun-tahun setelahnya menjadi 23% seperti Vietnam.
"Menurut World Bank, dan saya sudah ketemu 7x dengan tim, merek katakan Indonesia sangat mungkin sama dengan Kamboja, dampaknya tahun ini pemerintah mengharapkan revenue kita 12,1%," ucap Hashim.
Aktivitas ekonomi abu-abu ataupun yang juga kerap di sebut shadow economy itu menurut Hashim memiliki nilai hingga 30% dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia saat ini, yang ada di kisaran lebih dari Rp 22.000 triliun.
"Saya jelas lihat Pak Prabowo beberapa hari yang lalu dia kaget juga saya bilang, kita sebetulnya ekonomi kita ada Rp 22.000 triliun tambah 25% sampai 30% kita sengguhnya ekonomi Indonesia saat ini rp 27.000-28.000 triliun, tapi 25% itu tidak tercatat," papa Hashim.
Oleh sebab itu, dengan program peningkatan rasio penerimaan negara atau rasio pajak, termasuk mengejar pemajakan aktivitas ekonomi abu-abu, ia memasukan penerimaan negara ke depan akan terus meningkat hingga membuat surplus APBN.
"Nah disitu itu nanti Pak Anggito itu nanti semuanya itu akan nanti tercatat dan penerimaan negara, Pak Prabowo sangat antusias, punya tugas khusus untuk Pak Anggito kita akan nanti lambat laun seperti Cambodia 18%, berarti setiap tahun kita akan ada penambahan Rp 900 triliun," tegas Hashim.
(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Prabowo Pamer: 100 Hari Kerja Bisa Hemat Anggaran Rp300 Triliun
Next Article Video: Sri Mulyani Sebut APBN Tekor Rp401 Triliun di November 2024