Petani Pidie mulai mengolah lahan sawah pascabanjir. Seperti terlihat di areal persawahan Gampot Cot Patra, Kecamatan Peukan Baro, Minggu (14/12) Waspada.id/Muhammad Riza
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
SIGLI (Waspada.id): Di tengah lumpur sisa banjir bandang, para petani di Kabupaten Pidie memilih bangkit. Tanpa menunggu kondisi benar-benar pulih, mereka kembali turun ke sawah untuk mengolah lahan dan menyemai benih padi, demi mengejar musim tanam rendengan.
Amatan Waspada. Id, Minggu (14/12) siang, kondisi ini terlihat di Kecamatan Peukan Baro dan Simpang Tiga. Sawah-sawah yang sebelumnya terendam banjir kini kembali dibajak. Petani memanfaatkan sisa musim hujan yang masih tersisa, berharap air hujan cukup untuk mendukung pertumbuhan padi yang ditanam ulang.
Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN
Bagi sebagian petani, termasuk penggarap lahan sewah, kembali menanam padi menjadi satu-satunya pilihan agar tidak kehilangan satu musim tanam penuh. Meski ada kekhawatiran hujan kembali turun dan memicu banjir susulan, petani tetap melanjutkan aktivitas di sawah.
Di sisi lain, pemerintah daerah mencatat dampak banjir terhadap sektor pertanian cukup besar. Sedikitnya 435 hektare sawah di Pidie tertimbun lumpur tebal dan membutuhkan penanganan khusus. Normalisasi lahan tidak dapat dilakukan secara manual dan memerlukan alat berat.
Namun, di tengah keterbatasan tersebut, semangat petani untuk bangkit menjadi harapan pemulihan produksi pangan di Pidie. Petani berharap dukungan pemerintah, terutama bantuan benih padi dan percepatan penanganan lahan terdampak, agar mereka dapat kembali berproduksi secara normal. (id69)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































