- Pasar keuangan Indonesia dan rupiah melemah sementara harga SBN nyaris stagnan
- Wall Street ditutup bervariasi menunggu rapor Nvidia dan data ekonomi AS
- Pengumuman BI-Rate serta kebijakan AS akan menjadi penggerak pasar domestik pada minggu ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar di Indonesia bergerak beragam pada akhir pekan lalu. Penguatan dapat dilihat pada nilai tukar rupiah, imbal hasil obligasi stagnan tetapi di lain sisi bursa saham melemah pasar Jumat (14/11/2025)
Pasar keuangan Indonesia diproyeksikan akan mengalami volatilitas pada hari ini hingga satu pekan ke depan. Selengkapnya mengenai sentimen pasar hari ini dan sepekan ke depan bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melandai di 8.370,43 (-0,02%) pada perdagangan Jumat pekan lalu (14/11/2025) dengan total market cap menyentuh angka Rp 3.591 triliun pada penutupan pasar.
Terjadi net foreign sell sebesar Rp 73,42 milyar. Pasar saham Indonesia pada saat ini ditopang besar oleh investor domestik hingga kurang lebih 76% dari saham keseluruhan pasar dikuasai oleh investor dalam negeri.
Terdapat 480 saham mengalami pelemahan, 241 saham mengalami penguatan, dan 245 saham tidak bergerak dengan nilai transaksi mencapai Rp 20,82 triliun pada Jumat (14/11/2025).
Pasar ditopang oleh kinerja saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang beberapa hari ke belakang tengah rally sampai dengan double digit persen akibat dari sisi indikator, serta adanya sentimen selesainya akuisisi BUMI dalam akuisisi perusahaan pertambangan emas dan tembaga di Australia bernama Wolfram senilai hampir 100% dengan nilai transaksi mencapai hampir Rp 700 milyar.
Selain itu PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) +70 (+15.91%), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) +50 (+0,6%), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) +150 (+5,19%), dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) +525 (+3,70%) menjadi saham dengan nilai transaksi tertinggi pada Jumat (14/11/2025)
Kemudian DSSA, MORA, dan TLKM menjadi tiga perusahaan tertinggi penggerak naiknya IHSG, sementara AMMN, BREN, dan BRMS menjadi tiga perusahaan dengan penggerak turunnya IHSG hingga penutupan pasar pada sore hari.
Beralih ke pasar rupiah, mata uang ditutup ditutup di Rp16.690/US$ atau mengalami penguatan sebesar 0,18%.
Dari pasar obligasi, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun Indonesia mengalami kenaikan tipis bahkan hampir stagnan ke angka 6.1196% dari hari sebelumnya yang ditutup pada level 6,1123%.
Stagnasi pada imbal hasil ini diakibatkan oleh adanya investor yang masih wait and see dan menentukan arah kebijakan dan data penting yang akan keluar pada beberapa waktu mendatang.
Pages

2 hours ago
1

















































