Perang AS-China Masih Panas, Trump Bakal Teleponan dengan Xi

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kemungkinan akan melakukan panggilan telepon dengan Presiden China Xi Jinping pekan ini. Komunikasi tersebut akan terjadi setelah meningkatnya ketegangan perdagangan kedua negara tersebut.

"Kedua pemimpin kemungkinan akan berbincang minggu ini," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, saat ditanya wartawan apakah Trump dan Xi akan berbincang pada Senin (2/6/2024), seperti dikutip AFP.

Pekan lalu, Trump kembali membuat tegang hubungannya dengan China setelah ia menuduh Beijing melanggar kesepakatan yang menyebabkan kedua negara mengurangi tarif balasan yang sangat besar untuk sementara.

Baik Trump dan Xi dilaporkan belum memiliki kontak yang dikonfirmasi lebih dari lima bulan sejak politikus dari Republikan itu kembali berkuasa. Di sela-sela itu, Trump acapkali mengklaim bahwa panggilan telepon akan segera terjadi.

Dalam sebuah wawancara Majalah Time pada April, Trump sempat mengklaim bahwa Xi telah meneleponnya. Naun Beijing bersikeras bahwa tidak ada panggilan telepon terhadap pemimpin Amerika tersevut.

Pasar saham di seluruh dunia sebagian besar merosot pada Senin akibat kembali mencuatnya ketegangan antara AS dan China.

Trump pada awal April memperkenalkan tarif global yang sangat ketat yang menargetkan China, menuduh negara-negara lain "merampok" Amerika Serikat dan membuat perdagangan tidak seimbang.

Beijing dan Washington bulan lalu sepakat untuk memangkas tarif yang sangat tinggi satu sama lain selama 90 hari setelah pembicaraan antara pejabat tinggi di Jenewa.

Namun Trump dan pejabat tinggi AS Pejabat Washington minggu lalu menuduh China melanggar kesepakatan. Saat itu Menteri Perdagangan Howard Lutnick mengatakan Beijing "memperlambat" perjanjian tersebut.

Beijing menolak klaim "palsu" AS dan menuduh Washington memperkenalkan "sejumlah tindakan pembatasan yang diskriminatif."

Trump secara terpisah meningkatkan ketegangan dengan mitra dagang lainnya, termasuk Uni Eropa, dengan berjanji untuk menggandakan tarif global pada baja dan aluminium menjadi 50 persen mulai Rabu.

(tfa/tfa)

Next Article Daftar Pemimpin Dunia yang Bakal Hadiri Pelantikan Trump