Peneliti Ungkap Asal-usul Hajar Aswad Disebut Jatuh dari Surga

17 hours ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Hajar Aswad merupakan batu berwarna kehitaman yang sangat dimuliakan umat Muslim. Sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim dan diceritakan berasal dari surga.

Batu tersebut awalnya berwarna putih dan memancarkan sinar. Namun kemudian berubah menjadi hitam, yang dalam cerita karena menyerap dosa-dosa umat manusia di Bumi.

Kisah tersebut mendorong para ilmuwan mencari jawaban mengenai Hajar Aswad berdasarkan sains. Mereka telah mencari teorinya sejak lama.

Salah satunya menyamakannya dengan batu akik. Adapula yang menyebutnya masuk dalam kategori batu meteor.

Para ahli mengatakan pengkategorian Hajar Aswad sebagai batu meteor paling dekat jika mengacu pada kisahnya yang berasal dari surga. Mengingat pula fakta sejarah terdapat jejak-jejak meteorit dekat Kabah, tempat Hajar Aswad.

Sementara itu, dalam New Light on the Origin of the Holy Black Stone of the Ka'ba (1980) oleh E. Thompson menceritakan mengenai peneliti Philby di Al Hadidah pada 1932 menemukan kawah meteor yang disebut Wabar. Ukurannya mencapai 100 meter dengan sejumlah pecahan berada di sekitar kawah dan gurun.

Pecahan meteor dikabarkan dari leburan pasir dan silika yang bercampur nikel. Thompson menjelaskan campurannya membuat lapisan putih dari dalam dengan warna hitam terbungkus dari luar yang terbuat dari Nikel dan Ferum (besi) antariksa.

Ciri-ciri yang disebutkannya mirip dengan gambaran Hajar Aswad. "Misalkan, warna putih (yang dipancarkan Hajar Aswad) mungkin berasal dari paparan bagian dalam inti hasil campuran zat kimia itu," katanya.

Dia juga menjelaskan soal lapisan putih yang disebutnya sangat rapuh dan tidak tahan lama. Pada akhirnya lapisan batuan berwarna hitam menyelimutinya.

Artinya batuan berwarna putih tidak abadi dan menghilang, kemudian hanya tersisa bagian hitam saja. Artinya perubahan warna dalam narasi Hajar Aswad bisa dijelaskan secara sains, dengan bintik-bintik putih di dalamnya adalah sisa kaca dan batu pasir.

"Batu meteor itu kemungkinan batu yang sama dengan Hajar Aswad," tulis Thomsen.

Namun teori ini juga punya kelemahan. Karena penelitian itu mengatakan batu meteor tidak mengapung dan tidak pecah menjadi bagian kecil.

Meski begitu teori tersebut paling mendekati hingga sekarang. Thomsen juga mengatakan perlu penelitian material dari meteor untuk mendapatkan jawaban yang lebih tepat.

Sementara itu, penelitian lain berupaya mencari tahu soal usia batu. Hasilnya sesuai dengan pengamatan orang Arab kuno, yakni kemungkinan dibawa ke Makkah dari Oman.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pemerintah Susun Peta Jalan AI, Potensi Lokal Bakal Terangkat

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |