Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) menunjukkan kinerja keuangan yang cemerlang hingga akhir 2024. Di mana, perusahaan minyak dan gas bumi (migas) pelat merah ini mencatatkan pendapatan rata-rata sebesar US$ 75 miliar atau sekitar Rp 1.224 triliun (asumsi kurs Rp 16.330).
Wakil Direktur Utama Pertamina, Wiko Migantoro menjelaskan bahwa Pertamina saat ini mengelola aset sekitar US$ 90 miliar dengan belanja modal atau capex yang telah dikeluarkan sebesar US$ 7 miliar.
"Revenue sesuai dengan data yang kita miliki pada akhir tahun 2024 US$ 75 miliar dolar dan capex yang kita spending US$ 7 miliar dolar," kata Wiko dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, Kamis (20/2/2025).
Di samping itu, ia juga mengungkapkan bahwa sepanjang periode 2021-2023, pendapatan Pertamina mengalami pertumbuhan rata-rata 15%.
Misalnya saja pada 2022, pendapatan perusahaan mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 84,9 miliar yang dipengaruhi oleh harga minyak dunia yang saat itu mencapai US$ 97 per barel.
"Banyak faktor yang menyebabkan terutama karena harga minyak pada saat itu US$ 97 dolar," katanya.
Selain pendapatan, kinerja keuangan lainnya seperti EBITDA juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada akhir 2023, EBITDA Pertamina tercatat mencapai US$ 14,4 miliar. Kemudian laba bersih juga tumbuh, dengan capaian US$ 4,4 miliar pada 2023.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pengusaha Minta Pemerintah Awasi Ketat Distribusi HGBT
Next Article Video: Gelar Eco Runfest, Pertamina Ajak Masyarakat Untuk Hidup Sehat