Jakarta, CNBC Indonesia - Iran dinilai dapat menjadi salah satu pasar ekspor yang potensial bagi Indonesia. Eksportir Indonesia pun diharapkan tidak kalah bersaing dengan negara-negara lain.
Wakil Ketua Komite Bilateral Iran KADIN, Broto Probohascaryo mengatakan, saat ini Iran tengah menghadapi sanksi ekonomi dari Amerika Serikat (AS) dan negara sekutunya, sehingga mereka memiliki keterbatasan dalam melakukan perdagangan internasional. Meski begitu, peluang Indonesia untuk masuk ke pasar Iran masih sangat terbuka.
Saat ini, barang-barang di Iran banyak didominasi dari China dan Korea. Namun, Indonesia juga memiliki beberapa produk populer di negara tersebut seperti permen dan kopi sachet. Sebagai contoh, produk permen merek Kopiko cukup mudah dijumpai di Iran. Hal ini menandakan bahwa Indonesia punya kemampuan untuk memaksimalkan ekspor ke Iran.
Salah satu nilai tambah Iran adalah jumlah penduduknya yang mencapai 92 juta jiwa. Posisi Iran yang berada di kawasan Persia juga sangat strategis dan bisa menjadi hub untuk membuka pasar ke berbagai wilayah lainnya.
"Ini total trade value-nya Iran itu US$ 17 miliar (untuk) ekspor. Meanwhile impornya itu adalah US$ 18 miliar. Ini data dari trading economics. Jadi, impor sama ekspor itu masih lebih besar impor," kata Broto dalam Indonesia's Business Potentials in the Middle East (UAE, Iran) through UAE CEPA and Iran PTA, dikutip Minggu (19/10/2025).
Dengan posisi Iran yang sedang disanksi secara ekonomi, mereka membutuhkan banyak hal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Bahkan, lanjut Broto, hal mendasar seperti bahan baku untuk pakaian dan alas kaki masih perlu diimpor oleh Iran dari negara lain.
Dia menambahkan, baik Pemerintah Indonesia maupun Iran sudah memiliki perjanjian perdagangan yakni Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (PTA). Perjanjian yang disepakati sejak 2023 ini berdampak pada penurunan tarif beberapa produk atau komoditas Indonesia yang diekspor ke Iran. Bahkan, ada beberapa komoditas Indonesia yang akhirnya dikenakan tarif 0% ke Iran.
Secara umum, Indonesia banyak mengekspor produk-produk minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan turunannya, kemudian makanan atau kacang-kacangan, obat-obatan dan jamu herbal, alas kaki, tekstil, dan karet.
"Sepatu alas kaki itu juga salah satu yang menjadi komoditi utama ekspor kita ke Iran. Jadi jangan kaget kalau di sana ketemu sepatu-sepatu buatan Indonesia," imbuh dia.
Tak ketinggalan, Indonesia juga aktif mengekspor suku cadang otomotif ke Iran. Ini mengingat, Iran memproduksi sendiri mobil nasionalnya dan negara tersebut perlu mengimpor suku cadang.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Lagi Butuh Banyak Mobil Listrik, Chile Terang-terangan Minta ke RI