Paus Leo XIV Hidup Bersama Kemiskinan, Kini Pimpin Negara Kaya Dunia

7 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kardinal dunia telah menemukan kesepakatan terkait pemimpin umat Katolik berikutnya, Kamis (8/5/2025). Dia adalah Robert Prevost, atau Paus Leo XIV, asal Amerika Serikat (AS).

Penobatan ini diumumkan langsung oleh Kardinal Diakon senior dari balkon Basilika Santo Petrus usai para kardinal dunia melakukan sesi pemilihan Paus atau konklaf. 

"Annutio vobis gaudium magnum, Habemus Papam!" yang artinya "Aku mengumumkan kepada kalian kabar sukacita besar, Kita memiliki Paus!"

"Robert Prevost. Paus Leo XIV!".

Hidup di Negara Miskin

Robert Prevost lahir di Chicago, AS, pada 14 September 1955 dari pasangan Spanyol dan Prancis-Italia. Beliau baru menapaki kehidupan di jalan keagamaan di usia 27 atau pada 1982. Namun, kehidupan sebagai pendeta tak dilakukan di tanah kelahirannya. Dia ditugaskan Gereja Katolik Roma mengabdi di negara belahan bumi Selatan, yakni Peru.

Saat Prevost menginjakkan kaki, Peru sedang mengalami krisis ekonomi parah yang dikenal sebagai La Decada Perdida alias Dekade yang Hilang. Mengutip riset Peruvian Economic Policy in the 1980s: From Orthodoxy to Heterodoxy and Back (1991), periode tersebut diwarnai dengan hiperinflasi, penurunan APBN, dan kenaikan utang luar negeri. 

Semua ini membuat angka kemiskinan dan pengangguran meroket tinggi. Alhasil, Prevost pun punya tugas tak mudah dalam misi keagamaan. Apalagi, pada saat bersamaan, gereja sering dilanda ketegangan antara para pendukung teologi pembebasan yang berhaluan kiri dan kaum Katolik ultra-tradisionalis.

Namun, Prevost tetap bisa mencari solusi atas berbagai masalah. 

"Tak peduli seberapa banyak masalah yang dia hadapi. Dia tetap mempertahankan humor dan keceriaan," kata Pastor Fidel Purisaca Vigil, dikutip dari The Guardian, Jumat (9/5/2025).

Selama hampir 40 tahun di Peru, Prevost tak hanya aktif menyebarkan syiar-syiar keagamaan, tetapi turut memajukan kehidupan sosial tanpa mengenal batas-batas keagamaan, suku, dan ras. Beliau juga selalu memimpin berbagai inisiatif kemanusiaan di tengah gonjang-ganjing perpolitikan.

Sebut saja seperti membangun jembatan dan jalan, mengatasi banjir, hingga paling kontemporer turut menanggulangi Pandemi Covid-19. Lalu, beliau pernah juga menjadi guru di sekolah dari berbagai jenjang. Semua itu membuatnya punya kedekatan khusus dengan warga miskin dan memiliki komitmen terhadap keadilan sosial.

Atas dasar ini, Robert Prevost diprediksi punya pendekatan pastoral yang inklusif dan berorientasi pada keadilan sosial, warga miskin, pengentasan kesengsaraan yang kini dibawa dalam perannya sebagai Paus Leo XIV. 

Pimpin Negara Terkaya Dunia

Penobatan Robert Prevost, yang tumbuh dan bersama dengan kemiskinan, sebagai pemimpin umat Katolik dunia menjadikannya sebagai Kepala Negara-kota terkaya di dunia, yakni Vatikan. Kekayaan besar Vatikan bermula pada tahun 1929.

Kala itu, Vatikan mendapat uang dari pemerintah Italia sebagai kompensasi ganti rugi wilayah sebesar US$39 juta dan US$52 juta dalam bentuk obligasi berbunga 5%. Mengutip Time, pemimpin Vatikan Paus Pius XII memilih menginvestasikan uang tersebut ke saham dan properti di berbagai negara, khususnya Italia. 

Dari sinilah, modal awal Vatikan berkembang berkali-kali lipat. Keuntungan investasi makin besar karena Italia juga membebaskan pajak investasi Vatikan. Terlebih, negara seluas 44 hektar itu juga punya pendapatan dari retribusi wisata dan donasi. Pada titik inilah, Vatikan bisa menjadi salah satu negara terkaya di dunia.

Setiap kepemimpinan Paus selama puluhan tahun, dana tersebut tak dihambur-hamburkan. Paus lebih memilih mengalihkan dana untuk kebaikan manusia di seluruh dunia. Mulai dari membantu anak-anak, menyediakan makanan bagi jutaan orang membutuhkan, mengentaskan kemiskinan, dan berbagai inisiatif kemanusiaan lain. 

Melihat rekam jejak positif para Paus sebelumnya di Vatikan, kepemimpinan Paus Leo XIV diharapkan dapat mengikuti langkah yang sama.


(mfa/mfa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global

Next Article Trump Presiden AS Terkaya: Harta Rp109 T, tapi Pelit-Jarang Sedekah

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |