Pasar Tertua di Jakarta Sepi-Pembeli Kabur, Nasib Pedagang Merana

7 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Pedagang di Pasar Jatinegara Jakarta Timur mengeluhkan sepinya pelanggan dalam beberapa tahun terakhir dan membuat omzet penjualannya turun drastis. Junaedi, pedagang sepatu di pasar tersebut mengaku omzetnya turun drastis.

Dahulu pada saat masih sangat ramai, pihaknya bisa mendapatkan cuan dari penjualan sepatu sekitar Rp 15 juta per hari. Namun kini, Ia hanya bisa mendapatkan kurang dari Rp 5 juta per harinya.

"Wah, kalau ngomong omzet, turun drastis, dulu sehari bisa dapet maksimal Rp 15 juta pas musim ramai, sekarang ya pas musim ramai saja dapet Rp 5 juta lebih sedikit," kata Junaedi saat ditemui CNBC Indonesia, Jumat (4/7/2025).

Bahkan di musim liburan sekolah tahun ini pun, yang biasanya penjualan sepatu terutama anak sekolah, Junaedi tidak bisa berbuat apa-apa dan pasrah.

"Dulu pas musim libur anak sekolah, penjualan bisa melonjak karena kan orang tua sama anaknya mencari sepatu, sekarang, pasrah aja sudah, walaupun pun bantuan dari KJP turun, tapi sepertinya tidak seramai dulu," tambah Junaedi.

Senada dengan Junaedi, Taslim, pedagang pakaian di Pasar Jatinegara mengaku demikian, di mana omzetnya kini tak sebesar dahulu. Padahal, Taslim juga melayani penjualan online.

"Dulu bisa puluhan juta, ya bisa Rp 10 juta, apalagi pas musim ramai, bisa dapat Rp 20 juta, sekarang, sudah tidak bisa dibandingkan dengan dahulu, bisa dapat Rp 1 juta saja sudah bersyukur," kata Taslim.

Menurutnya, kondisi dahulu dan sekarang sudah tidak bisa dibandingkan, karena eranya sudah berganti, meski dirinya sudah beradaptasi dengan membuka penjualan online.

Kondisi Pasar Jatinegara Jakarta Timur juga sudah mulai sepi pelanggan, Jumat (4/7/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)Foto: Kondisi Pasar Jatinegara Jakarta Timur juga sudah mulai sepi pelanggan, Jumat (4/7/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
Kondisi Pasar Jatinegara Jakarta Timur juga sudah mulai sepi pelanggan, Jumat (4/7/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

"Yang sudah berlalu ya sudah jadi kenangan, dulu mungkin kami bisa dapet berjuta-juta, jadi raja, sekarang ya dapat satu juta, dua juta sudah bersyukur, sekarang kita sudah bukan rajanya lagi," terangnya.

Pasar Jatinegara pun tampak mulai sepi, meski sepinya tidak terlalu parah dibandingkan beberapa pasar lainnya di Jakarta. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di pasar tersebut pada Jumat (4/7/2025), kondisinya memang tidak sepenuhnya sepi. Bahkan di depan pasar tepatnya pintu masuk Jalan Matraman Raya, kondisinya masih terbilang ramai meski tidak seramai seperti dahulu.

Di gedung utama pasar tersebut, terlihat pelanggan yang masih cukup ramai berada di lantai basement, lantai dasar, dan lantai 1. Sedangkan lantai 2, hanya beberapa pelanggan terlihat sedang menghampiri beberapa toko. Parahnya di lantai 3, di mana banyak ruko-ruko yang sudah tutup di lantai ini.

Pasar Jatinegara atau dikenal dengan sebutan Pasar Mester merupakan pasar tertua yang masih eksis hingga kini. Sebagai informasi, dalam situs resmi Dinas Pariwisata & Kebudayaan Provinsi Jakarta dijelaskan pasar Jatinegara atau 'Meester Passer' merupakan pasar tertua di pusat pemerintahan saat ini.

Sejarah pasar ini bermula saat seorang guru agama Kristen keturunan Portugis bernama Meester Cornelis Senen membeli sebidang tanah di aliran Kali Ciliwung dan mengubah daerah tersebut menjadi kawasan perdagangan Pada 1661 silam.

Seiring waktu berjalan penyebutan nama Meester berubah menjadi Mester karena penyesuaian dengan pelafalan masyarakat sekitar. Sepeninggal Kolonial Belanda nama Mester diganti dengan Jatinegara yang berarti 'Negara Sejati'.

Adapun barang yang dijual di pasar ini kebanyakan melayani sistem grosir, baik kodian maupun lusin, meski beberapa juga melayani pembelian satuan atau eceran.


(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Catat! Jalanan Jakarta Bebas Ganjil-Genap Jumat 30 Mei 2025

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |