Panas Perang Tarif, AS-China Tiba-Tiba 'Kelahi' Hebat Lagi soal Ini

3 days ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan masih terus meliputi Amerika Serikat (AS) dan China. Setelah keduanya terlibat perang dagang pasca langkah Presiden AS Donald Trump yang menjatuhkan tarif besar pada Beijing, saat ini keduanya berkonflik terkait Terusan Panama.

Ketegangan terkait Panama ini awalnya terjadi dari pernyataan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth yang mengatakan pada Selasa (8/4/2025) bahwa Terusan Panama menghadapi ancaman berkelanjutan dari China. Meski begitu, AS dan Panama bersama-sama akan menjaganya tetap aman.

"Untuk tujuan ini, AS dan Panama telah berbuat lebih banyak dalam beberapa minggu terakhir untuk memperkuat kerja sama pertahanan dan keamanan kita daripada yang telah kita lakukan dalam beberapa dekade," katanya dalam sebuah kunjungan ke Panama.

Hegseth menyinggung pelabuhan di kedua ujung kanal yang dikendalikan oleh konsorsium Hong Kong, yang sedang dalam proses menjual saham pengendalinya ke konsorsium lain termasuk BlackRock Inc.

"Perusahaan-perusahaan yang berbasis di China terus mengendalikan infrastruktur penting di area kanal," tutur Hegseth. "Itu memberi China potensi untuk melakukan kegiatan pengawasan di seluruh Panama. Ini membuat Panama dan ASkurang aman, kurang makmur, dan kurang berdaulat. Dan seperti yang telah ditunjukkan oleh Presiden Donald Trump, situasi itu tidak dapat diterima."

Kunjungan tersebut dilakukan di tengah ketegangan atas pernyataan berulang Donald Trump bahwa AS dikenai biaya berlebihan untuk menggunakan Terusan Panama dan bahwa China memiliki pengaruh atas operasinya. Namun tuduhan ini telah secara konsisten dibantah Panama.

Tak lama setelah pertemuan tersebut, Kedutaan Besar China di Panama mengecam pemerintah AS dalam sebuah pernyataan di X. Mereka mengatakan bahwa AS telah menggunakan pemerasan untuk memajukan kepentingannya sendiri dan bahwa dengan siapa Panama berbisnis merupakan keputusan kedaulatan Panama dan sesuatu yang tidak berhak diintervensi AS.

"AS telah melakukan kampanye sensasional tentang 'ancaman teoretis China' dalam upaya menyabotase kerja sama China-Panama, yang semuanya berakar pada kepentingan geopolitik AS sendiri," tulis kedutaan tersebut.

Ketegangan terbaru ini terjadi saat hubungan Washington dan Beijing memanas. Pekan lalu, Presiden Trump menjatuhkan tarif impor resiprokal ke semua negara, dengan China terkena tarif yang tertinggi hingga 54%.

China pun membalas dengan menjatuhkan tarif 34% atas barang AS. Namun, bukannya bergeming, AS justru kembali menjatuhkan tarif dua kali lipat terhadap China, hingga 104%.


(tps/tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Para CEO di AS Memandang Negatif Dampak Tarif Trump

Next Article Awas! Gara-Gara Trump, RI Bisa Banjir Produk China

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |