Pabrik Elektronik di RI Bertumbangan, Menperin Tunjuk Biang Keroknya

2 weeks ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia - Lesunya industri elektronik hingga berdampak pada gelombang penutupan pabrik di Indonesia terus berlanjut. Setelah PT Sanken Indonesia mengumumkan rencana penghentian produksinya pada Juni 2025 mendatang, kini dua pabrik berlabel Yamaha juga akan menutup operasinya. Akibatnya, sebanyak 1.100 pekerja terancam kehilangan pekerjaan alias di-PHK.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan penyebab lesunya industri elektronik hingga harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Ia mengakui ada gempuran impor barang elektronik yang membuat daya saing produk lokal harus tergerus.

"Elektronik 1 dari 7 sektor yang dapat perhatian Kemenperin, bukan hanya karena penyumbang GDP besar, tapi penyerapan tenaga kerja besar dan melihat gempuran produk impor juga cukup mengkhawatirkan khususnya barang impor, memprihatinkan, sektor elektronik selalu kita perhatikan. Tapi selama ada gempuran dari negara tertentu produk ke Indonesia, we have to do something," kata Agus dikutip Jumat (27/2/2025).

Padahal sektor elektronik menjadi salah satu prioritas dari beberapa sektor lain yang menjadi perhatian pemerintah. Namun banyak produk lokal yang akhirnya kalah bersaing dari impor.

"Dalam pandangan kami 1 orang PHK itu masalah, karena PHK itu ngga boleh dilihat sebagai statistik, kita harus mencoba merasakan gimana PHK itu, adik kita, kakak kita, maka isu kasus itu selalu kita pelajari, apa dia tutup? Kalau tutup kenapa? Mismanagement? Over ekspansi? Atau tidak bisa bersaing dengan produk lain, sebut saja produk impor yang datang dari negara tertentu, artinya memang competitiveness mereka," sebutnya.

Foto udara memperlihatkan Pabrik PT Sanken Indonesia di Kawasan Industri MM2100, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (20/2/2025). Pabrik PT Sanken Indonesia akan menghentikan produksi pada Juni 2025. Saat ini, aktivitas produksi masih berlangsung. (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)Foto: Foto udara memperlihatkan Pabrik PT Sanken Indonesia di Kawasan Industri MM2100, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (20/2/2025). Pabrik PT Sanken Indonesia akan menghentikan produksi pada Juni 2025. Saat ini, aktivitas produksi masih berlangsung. (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Foto udara memperlihatkan Pabrik PT Sanken Indonesia di Kawasan Industri MM2100, Cikarang, Jawa Barat, Kamis (20/2/2025). Pabrik PT Sanken Indonesia akan menghentikan produksi pada Juni 2025. Saat ini, aktivitas produksi masih berlangsung. (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Ia menyadari, setiap terjadi PHK maka Kemenperin dan Kemnaker yang bakal menjadi sorotan utama. Namun, kewenangan keduanya juga terbatas dan belum tentu bisa membenahi seluruh tata niaga dari bidang perusahaan tersebut.

"Kalau ada PHK yang jadi perhatian pasti kantor ini dan kantor sebelah (Kemnaker), tapi problemnya harus kita cari, karena yang berhak memberi insentif misal berkaitan competitiveness ngga cukup insentif, yang punya kewenangan memberi insentif (utamanya) bukan kantor ini, juga bukan sebelah, berkaitan safeguard, lartas, non tarrief barrier (NTB) itu ada di kantor ini, tapi dikit sekali," sebut Agus.

Sebagai informasi, Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Riden Hatam Aziz sebelumnya mengungkapkan ada dua pabrik Yamaha akan tutup, yaitu PT Yamaha Music Product Asia di kawasan MM2100 Bekasi dan PT Yamaha Indonesia di Pulogadung, Jakarta. Keduanya memproduksi alat musik piano.

"PT Yamaha Music Product Asia yang berlokasi di kawasan industri MM2100, Bekasi akan tutup pada akhir Maret 2025. Pabrik ini mempekerjakan sekitar 400 orang. Sementara PT Yamaha Indonesia di Pulo Gadung, Jakarta, yang memiliki 700 karyawan akan berhenti beroperasi pada akhir Desember 2025," ungkap Riden kepada CNBC Indonesia, Rabu (26/2/2025).

Sebelumnya, pabrik komponen elektronik PT Sanken Indonesia yang berlokasi di kawasan industri MM2100, Cikarang juga mengumumkan akan tutup total mulai Juni 2025 nanti.

Meski bukan pabrik elektronik, produsen bulu mata palsu, PT Danbi International juga dilaporkan sedang dalam proses pailit, hingga menyebabkan 2.100-an orang pekerja bakal kehilangan pekerjaan.


(fys/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Nasib 459 Karyawan Sanken! Bukan PHK, Tapi Golden Shake Hand

Next Article Cegah Kosmetik Impor Ilegal, Pemerintah Siap Lakukan Ini!

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |