Mengapa Bursa Saham Dunia Bareng-Bareng Rekor Tinggi? Ini Sebabnya

12 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham di seluruh dunia tiba-tiba melejit, menembus rekor. Mulai dari Wall Street hingga Tokyo bahkan bursa Paris hingga Seoul.

Lalu apa yang terjadi? Padahal prospek politik dan ekonomi masih belum pasti?

Menurut analis City Index, Fawad Razaqzada, penyebabnya adalah memudarnya ketidakpastian atas perang dagang. Sebelumnya langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menerapkan tarif di hampir semua negara di dunia awalnya menyebabkan pasar ekuitas merosot.

Namun rekor tertinggi baru-baru ini menurutnya, baru sekadar pemulihan, kekhawatiran belum sepenuhnya hilang. Pemulihan ini juga berkaitan dengan membanjirnya dana di pasar, kinerja saham teknologi, dan kembalinya rasa percaya diri investor.

Pemangkasan Suku Bunga

Salah satu penyebab utama adalah dengan lonjakan inflasi pascapandemi yang sebagian besar terkendali, bank sentral telah mampu menurunkan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan dan lapangan kerja. Bank sentral AS, The Federal Reserve (Fed), memulai siklus pemangkasan suku bunga terbarunya pada September 2024 dan diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase lagi Kamis dini hari.

Suku bunga yang lebih rendah membuat biaya pinjaman bagi perusahaan dan konsumen lebih murah dan mudah. Hal ini akan mendukung aktivitas ekonomi.

"The Fed- bank sentral paling berpengaruh di dunia- jelas kembali ke mode pelonggaran, dan hal itu sendiri telah mengatur ulang nada risk-on global," kata Managing Partner di SPI Asset Management, Stephen Innes, dikutip AFP, Rabu (29/10/2025).

Kebijakan moneter yang akomodatif atau pelonggaran suku bunga ini telah mendorong investor untuk menggelontorkan dana atau likuiditas, ke pasar ekuitas untuk mengejar keuntungan. Hasilnya adalah "gelombang likuiditas yang mengangkat hampir setiap pasar dari New York hingga Tokyo.

"Bank-bank sentral besar kini memangkas suku bunga, yang memberikan kondisi yang menguntungkan bagi pasar saham dan membantu meredam dampak pelemahan ekonomi dan ketidakpastian politik," kata Razaqzada.

Pendapatan Perusahaan

Kalender pendapatan perusahaan juga memainkan peran kunci dalam mendorong pasar saham mencapai rekor tertinggi. Perusahaan dengan saham yang diperdagangkan secara publik diwajibkan untuk mempublikasikan informasi kinerja keuangan mereka secara berkala.

Pengumuman ini dapat berdampak besar pada harga saham. Pada kuartal-III (Q3) 2025 yang baru saja berakhir ini, perusahaan-perusahaan melampaui ekspektasi pendapatan.

"Selain itu, hasil mereka tidak menunjukkan banyak dampak terkait tarif pada pendapatan tertinggi maupun terendah mereka", tambah Razaqzada.

Daniela Sabin Hathorn, analis pasar senior di Capital.com, juga mencatat ini. Ia mengatakan bahwa estimasi pertumbuhan perusahaan ke depan juga "semakin tinggi".

Euforia Kecerdasan Buatan (AI)

Hathorn juga menyoroti kecerdasan buatan (AI). Lonjakan belanja AI untuk chip, perangkat keras, dan struktur cloud meningkat.

"Ada narasi pertumbuhan struktural yang jauh melampaui rebound siklus sederhana," ujarnya.

Saham teknologi telah membantu tiga indeks utama Wall Street mencapai rekor, begitu pula produsen chip yang terdaftar di indeks Kospi Seoul, Korea Selatan (Korsel).

Managing Partner di SPI Asset Management, Stephen Innes, juga mengatakan perusahaan teknologi dan AI besar kini diperlakukan sebagai infrastruktur modern ekonomi digital. Bukan hanya kisah pertumbuhan siklus.

Politik & Ekonomi Lokal Tak Berdampak

Perkembangan politik dan ekonomi lokal relatif kurang berdampak pada pasar ekuitas baru-baru ini. Bursa saham Paris, Prancis misalnya mencetak rekor baru minggu lalu meskipun ketidakpastian terus berlanjut tentang nasib pemerintah Presiden Emmanuel Macron dan Perdana Menterinya akibat defisit dan utang serta minimnya dukungan mengesahkan anggaran di parlemen.

"Banyak perusahaan yang terdaftar memperoleh porsi pendapatan yang besar di luar negeri, dan indeks-indeks utama sangat condong ke arah perusahaan multinasional semacam itu," kata Hathorn.

"Oleh karena itu, politik atau data lokal yang lemah tidak serta merta menghambat penguatan pasar secara luas jika masalahnya hanya terbatas pada domestik," tambahnya.

Namun, perpanjangan penutupan pemerintah AS yang sedang berlangsung akibat sengketa anggaran dapat mulai meresahkan investor. Hingga kini belum ada tanda-tanda pemerintah Presiden Trump dan Kongres AS, terutama dari oposisi Demokrat, berdamai.

"Kita hidup dalam konteks yang sangat fluktuatif yang ditandai dengan ketidakpastian yang tinggi," kata Javier Diaz-Gimenez, seorang profesor ekonomi di sekolah bisnis IESE Barcelona.

"Secara umum, ketidakstabilan politik tidak baik untuk pasar saham," tambahnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Israel Serang Iran, Bursa Asia Dibuka Kebakaran

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |