Jakarta, CNBC Indonesia - Media sosial ramai dengan isu bahwa Menara Eiffel di Paris akan dirobohkan pada 2026. Kabar ini muncul setelah ikon wisata tersebut sempat ditutup sementara pada awal Oktober.
Benarkah menara setinggi 330 meter itu akan diratakan dengan tanah?
Penutupan Menara Eiffel pada 2 Oktober 2025 terjadi akibat aksi mogok nasional di Prancis. Ribuan warga di lebih dari 200 kota turun ke jalan menuntut kenaikan pajak bagi kalangan kaya dan menolak pemangkasan anggaran pemerintah. Di Paris, situasi ini membuat pengelola menara, Société d'Exploitation de la Tour Eiffel (SETE), menutup akses pengunjung demi alasan keamanan.
"Menara Eiffel ditutup karena mogok kerja. Kami mohon maaf," demikian bunyi pengumuman yang dipasang di lokasi, dikutip dari Euro News, Kamis (16/10/2025).
Asal Mula Kabar Hoaks
Beberapa pekan sebelum mogok terjadi, sebuah situs berita satir mempublikasikan artikel lelucon yang menyebut Menara Eiffel akan dibongkar dan diubah menjadi "seluncuran raksasa" atau aula konser. Namun, unggahan itu kemudian dipelintir di media sosial dan menyebar tanpa konteks.
Sejumlah akun di X dengan ratusan ribu pengikut menulis klaim menyesatkan bahwa simbol Prancis berusia lebih dari 135 tahun itu akan dihancurkan setelah masa sewa pengelolaannya habis pada 2026. Narasi palsu itu juga menyinggung alasan seperti kelelahan struktur dan biaya pemeliharaan tinggi.
Banyak pengguna media sosial sempat percaya. "Jangan robohkan tempat lamaran impianku," tulis salah satu akun. Namun, tidak sedikit pula yang langsung menyanggah dengan menyebut berita tersebut palsu.
Hingga kini, pihak SETE belum memberikan pernyataan resmi terkait rumor tersebut. Situs resmi Menara Eiffel juga masih melayani pemesanan tiket bagi wisatawan yang ingin naik ke puncak menara.
Dampak Hoaks Terhadap Industri Pariwisata
Fenomena seperti ini menunjukkan bagaimana berita palsu bisa menimbulkan kebingungan dan merugikan sektor pariwisata. Pemerintah Italia bahkan baru-baru ini memperketat aturan terhadap ulasan palsu hotel dan restoran setelah banyak pengusaha mengaku reputasinya dirusak oleh review bohong.
Menurut Kementerian Usaha Italia, konten palsu dapat menggerus antara 6% hingga 30% pendapatan sektor perhotelan dan pariwisata. Aturan baru kini mewajibkan wisatawan menunjukkan bukti kunjungan sebelum memberikan ulasan.
"Langkah ini penting untuk melindungi pelaku usaha. Ulasan yang benar akan meningkatkan kepercayaan konsumen dan wisatawan," ujar Menteri Pariwisata Italia Daniela Santanché saat memperkenalkan kebijakan tersebut.
Menara Eiffel sendiri, yang menjadi salah satu ikon wisata paling terkenal di dunia, menghasilkan pendapatan €117,87 juta (sekitar Rp2 triliun) pada 2023 dan mempekerjakan lebih dari 300 orang di Paris dan menegaskan bahwa kabar pembongkaran bangunan bersejarah itu hanyalah hoaks.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]