Menag Tegaskan Peran Kemenag Jaga Harmoni Negara dan Umat

18 hours ago 4

TANGERANG (Waspada.id): Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan Kementerian Agama harus memainkan peran strategis sebagai penyeimbang yang adil antara negara dan kepentingan umat guna menjaga harmoni kehidupan beragama di tengah dinamika sosial yang terus berkembang.

Penegasan tersebut disampaikan Nasaruddin saat memberikan keynote speech pada Lokakarya Kementerian Agama bertema “Mempersiapkan Umat Masa Depan” yang digelar di Serpong, Tangerang, Senin (15/12/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama Tahun 2025.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Kementerian Agama harus benar-benar hadir sebagai penyeimbang. Tidak terlalu cepat turun tangan, tetapi juga tidak abai ketika negara memang harus hadir,” ujar Nasaruddin Umar.

Menag menekankan pentingnya Kementerian Agama memiliki target yang terukur agar mampu menjalankan peran tersebut secara efektif. Karena itu, ia berharap lokakarya yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan ini dapat merumuskan arah kebijakan Kemenag ke depan.

“Hari ini kita hadirkan para stakeholders, tokoh agama, akademisi, dan ormas-ormas keagamaan. Supaya semua pihak merasa memiliki Kementerian Agama, maka kita libatkan semuanya,” paparnya.

Menurut Menag, peran penyeimbang sangat krusial untuk mencegah relasi agama dan negara saling menekan. Negara yang terlalu dominan mengatur agama berpotensi menggerus otonomi kehidupan beragama. Sebaliknya, jika agama terlalu jauh memengaruhi negara, Indonesia berisiko bergerak ke arah negara agama.

“Kementerian Agama harus berada di posisi tengah sebagai jembatan yang adil,” tegasnya.

Nasaruddin Umar juga menyoroti tantangan keumatan yang semakin kompleks akibat adanya jarak antara ajaran agama yang bersifat normatif dengan realitas masyarakat modern yang rasional, terbuka, dan bergerak cepat. Kondisi tersebut, menurutnya, menuntut kehadiran negara yang proporsional agar tidak menimbulkan ketegangan sosial.

“Di sinilah Kementerian Agama harus mampu menjembatani dua dunia yang secara emosional dan intelektual berbeda,” kata Menag.

Selain itu, Menag mengingatkan pentingnya menjaga independensi agama agar tidak dijadikan alat legitimasi politik. Ia menegaskan keseimbangan antara keberpihakan pada negara dan kepentingan umat harus terus dijaga demi mempertahankan kepercayaan publik.

“Kaki kita berpijak di negara, tetapi pada saat yang sama kita juga harus berpihak pada kepentingan umat. Jika keseimbangan ini hilang, kepercayaan masyarakat terhadap agama dan negara bisa melemah,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Kamaruddin Amin dalam laporannya menyampaikan bahwa lokakarya ini diselenggarakan untuk mendukung penyusunan Outlook Kehidupan Beragama Kementerian Agama Tahun 2026 sebagai dokumen strategis kebijakan.

Ia menjelaskan, kehidupan keagamaan saat ini menghadapi berbagai tantangan serius, mulai dari digitalisasi, perubahan orientasi spiritual generasi muda, polarisasi identitas, maraknya hoaks keagamaan, isu minoritas, konflik rumah ibadah, hingga tantangan global seperti krisis iklim.

“Kondisi ini menuntut kebijakan keagamaan yang responsif, inklusif, dan berbasis data,” ujar Kamaruddin.

Outlook Kehidupan Beragama 2026 diharapkan dapat memetakan tren, isu, risiko, serta arah kebijakan keagamaan yang menjadi rujukan program dan layanan Kementerian Agama pada tahun mendatang.

Kamaruddin menambahkan, lokakarya ini juga menjadi forum validasi tren dan pendalaman isu dengan melibatkan tokoh agama, akademisi, peneliti, serta perwakilan kementerian dan lembaga.

Konseptualisasi umat masa depan menjadi fokus utama dengan penekanan pada nilai toleransi, inklusivitas, kepedulian terhadap lingkungan, dan cinta kasih kepada sesama.

“Dengan visi yang jelas tentang umat masa depan, Kementerian Agama dapat menyusun kebijakan dan program yang lebih terarah serta berdampak nyata,” tegasnya.

Lokakarya ini diikuti oleh pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama, Kepala Kantor Wilayah Kemenag, rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri, pimpinan organisasi masyarakat keagamaan, tokoh agama, akademisi, dan budayawan.(id11)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |