Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali memberikan peringatan terkait potensi Megathrust di wilayah Indonesia. Melalui akun Instagram resminya, BMKG mengatakan kesiapsiagaan adalah kunci untuk menghadapi dampak bencana akibat Megathrust.
BMKG mengingatkan kembali fakta bahwa Indonesia memiliki zona Megathrust, yakni wilayah pertemuan lempeng yang menyimpan energi besar. Jika energi ini lepas, bisa memunculkan gempa besar, bahkan tsunami.
Lebih lanjut, BMKG juga kembali membeberkan 13 zona Megathrust di Indonesia. Masing-masing sebagai berikut:
1. Megathrust Mentawai-Pagai dengan potensi gempa M8,9
2. Megathrust Enggano dengan potensi gempa M8,4
3. Megathrust Selat Sunda dengan potensi gempa M8,7
4. Megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah dengan potensi gempa M8,7
5. Megathrust Jawa Timur dengan potensi gempa M8,7
6. Megathrust Sumba dengan potensi gempa M8,5
7. Megathrust Aceh-Andaman dengan potensi gempa M9,2
8. Megathrust Nias-Simelue denga potensi gempa M8,7
9. Megathrust Batu dengan potensi gempa M7,8
10. Megathrust Mentawai-Siberut dengan potensi gempa M8,9
11. Megathrust Sulawesi Utara dengan potensi gempa M8,5
12. Megathrust Filipina dengan potensi gempa M8,2
13. Megathrust Papua dengan potensi gempa M8,7.
BMKG mengimbau agar semua masyarakat waspada. Menurut catatannya, segmen Megathrust di Selat Sunda terakhir kali melepaskan gempa besar pada 1757 silam. Sementara itu, segmen Mentawai-Siberut belum aktif sejak gempa 1797.
"Kondisi ini dikenal sebagai seismic gap, yaitu wilayah yang secara geologis menyimpan potensi besar karena lama tidak melepaskan energi. Jadi, meskipun belum terjadi, potensi itu nyata dan harus kita waspadai," tulis BMKG dalam akun Instagram resminya, dikutip Selasa (11/11/2025).
BMKG juga menekankan bahwa waktu pasti terjadinya Megathrust tidak bisa diprediksi. Hingga kini belum ada teknologi yang bisa memastikan waktu, lokasi, dan kekuatan gempa.
Adapun terkait kalimat Megathrust "tinggal menunggu waktu" bukan merupakan ramalan dari BMKG. Lembaga tersebut menegaskan kalimat tersebut sering disalahartikan.
"Yang dimaksud adalah zona tersebut menyimpan potensi besar karena sudah lama tidak melepaskan energi. Bukan berarti gempa akan terjadi dalam waktu dekat," BMKG menjelaskan.
Adapun istilah ilmiah tersebut diungkapkan bukan untuk menakut-nakuti, melainkan bentuk kewaspadaan berdasarkan data sejarah geologi.
BMKG juga membeberkan bentuk kesiapsiagaan yang bisa dipersiapkan sejak saat ini. Berikut poin-poinnya:
- Kenali potensi gempa bumi di lingkungan sekitar kita.
- Pahami langkah-langkah sebelum, saat, dan sesudah terjadi gempa bumi.
- Pelajari jalur evakuasi, titik kumpul, serta dokumen rencana operasi kedaruratan.
- Bangun rumah sesuai standar/tahan gempa.
- Mengikuti informasi terkini dari kanal resmi BMKG.
Semoga informasi ini membantu!
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
RI Dibayangi Megathrust, Cek Zona Merahnya

3 hours ago
3

















































