Jakarta, CNBC Indonesia - Para ilmuwan di China menciptakan teknologi mata-mata terbaru yang bisa mengawasi penduduk Bumi dari luar angkasa.
Mereka menciptakan kamera mata-mata paling kuat di dunia yang dapat melihat detail wajah dari jarak lebih dari 63 mil (100 km).
Ini berarti kamera mata-mata tersebut berpotensi berada di atas satelit yang mengambang dan dapat melihat dengan jelas wajah-wajah manusia di permukaan Bumi.
Teknologi ini juga dapat mengambil gambar beresolusi tinggi dari satelit militer asing yang dioperasikan oleh negara lain yang juga mengorbit Bumi, demikian dilaporkan South China Morning Post.
Teknologi yang diperinci oleh para ilmuwan dalam sebuah makalah baru ini dapat diluncurkan ke satelit dalam waktu dekat.
Namun, tidak mengherankan jika sistem berbasis laser yang kuat ini telah memicu kekhawatiran. Robert Morton, penulis dan anggota Asosiasi Mantan Perwira Intelijen (AFIO), menyebutnya sebagai masalah keamanan yang sangat besar.
"Resolusi milimeter dari jarak 60+ mil ke atas? Itu adalah pengawasan canggih," katanya dalam sebuah posting di X (Twitter), dikutip dari Daily Mail, Kamis (13/3/2025).
Teknologi canggih China
Kamera mata-mata ini dikembangkan oleh Institut Penelitian Informasi Kedirgantaraan Akademi Ilmu Pengetahuan China di Beijing.
Para ilmuwan menggunakan sistem yang disebut synthetic aperture lidar (SAL), sebuah teknologi penginderaan jarak jauh yang mengirimkan pulsa energi cahaya dan kemudian merekam jumlah energi yang dipantulkan kembali.
Mampu beroperasi siang dan malam, SAL menciptakan rekonstruksi 2D dan 3D dari permukaan bumi dalam berbagai kondisi cuaca.
Karena mengandalkan gelombang optik, SAL mampu menciptakan citra dengan resolusi yang jauh lebih baik dan detail yang lebih baik.
Para ahli melakukan uji coba yang sukses di Danau Qinghai di barat laut Cina, dengan perangkat SAL di satu sisi dan target sejauh 63,2 mil (101,8 km).
Hasilnya, mereka bisa mendapatkan hasil gambar yang luar biasa jernih pada jarak ini. Yang mengkhawatirkan, perangkat ini mendeteksi detail sekecil 0,07 inci (1,7 mm) dan mengukur jarak hingga 0,61 inci (15,6 mm).
Live Science menunjukkan bahwa SAL membutuhkan gerakan sebuah objek, seperti satelit yang bergerak di orbit, untuk mendapatkan gambar dengan resolusi yang lebih baik.
Jadi, kamera mata-mata harus dipasang pada satelit milik China atau bahkan Stasiun Luar Angkasa Tiangong, saingan ISS yang diluncurkan pada tahun 2021.
China tercatat sudah mengoperasikan sekitar 300 satelit pengintai lainnya di orbit yang lebih rendah, menurut Pusat Studi Strategis & Internasional.
Misalnya, Yaogan-41 yang diluncurkan pada Desember 2023. Satelit ini dapat memberi China kemampuan untuk mengidentifikasi dan melacak objek seukuran mobil di seluruh wilayah Indo-Pasifik.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini: