IHSG dan Rupiah Banjir Sentimen Pekan Depan, Bakal Kompak Strong?

3 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Perjalan pasar keuangan Tanah Air pada awal perdagangan Mei 2025 diawali dengan sumringah. Baik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun rupiah berjalan senada dengan ditutup di zona penguatan.

Pada perdagangan Jumat (2/5/2025), IHSG ditutup terapresiasi 0,72% di level 6.815,73. Begitu juga dengan rupiah ditutup menguat 0,99% di level Rp16.430/US$1.

Pergerakan pasar Tanah Air akan kembali lebih menggelegar karena banjirnya sentimen pada pekan depan yang dapat membanjiri likuidasi pasar keuangan Indonesia.

Pertumbuhan Ekonomi RI

Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 pada Senin (5/5/2025).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 diperkirakan melandai bahkan di bawah 5% meskipun ada momen Ramadan dan Tunjangan Hari Raya (THR) yang diharapkan dapat mendongkrak perekonomian Tanah Air.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 14 institusi memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,94% (year on year/yoy) dan terkontraksi 0,9% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq) pada kuartal I-2025.

Sebagai catatan, ekonomi Indonesia pada kuartal-IV 2024 tumbuh 5,02% yoy.

Jika polling sejalan dengan hasil pengumuman BPS maka pertumbuhan kuartal I tahun ini akan tergolong cukup rendah atau sama dengan pertumbuhan kuartal III-2023.

Hal ini cukup mengkhawatirkan karena secara historis, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I, secara umum berada di level yang cukup tinggi.

Cadangan Devisa RI

Pada esok harinya Selasa (6/5/2025), Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan cadangan devisa RI periode April 2025.

Sebelumnya, Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2025 tercatat sebesar meningkat US$ 2,6 miliar menjadi US$ 157,1 miliar dari sebelumnya US$ 154,5 miliar.

Kenaikan ini terjadi setelah Pemerintah memperbarui aturan terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023 dan diperbarui dalam PP Nomor 8 Tahun 2025 untuk mengoptimalkan pemanfaatan SDA demi kesejahteraan masyarakat.

Bank Indonesia (BI) mencatat kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

Kepercayaan Konsumen RI

Pada akhir pekan Jumat (9/5/2025), Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) periode April 2025.

Sebelumnya, survei Konsumen Bank Indonesia pada Maret 2025 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terjaga. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2025 yang tetap berada pada level optimis sebesar 121,1.

Tetap terjaganya keyakinan konsumen pada Maret 2025 ditopang oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tetap berada pada level optimis (indeks >100). IKE dan IEK masing-masing tercatat sebesar 110,6 dan 131,7, meski lebih rendah dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 114,2 dan 138,7.

Penjualan Sepeda Motor RI

Masih di hari yang sama, terdapat data penjualan sepeda motor RI periode April 2025 untuk melihat pertumbuhan sektor otomotif Tanah Air.

Sebelumnya, Penjualan sepeda motor di Tanah Air mengalami penyusutan 6,81% pada Maret, saat perputaran uang seharusnya meningkat ketika momen pemberian tunjangan hari raya (THR), mudik dan lebaran.

Berdasarkan data yang diolah Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), distribusi dari pabrik ke dealer (wholesales) para produsen selama Maret 2025 berhenti pada angka 541.684 unit atau lebih rendah 39.593 unit dibanding Februari yang mencapai 581.277 unit.

Jumlah penjualan ini juga turun 7,2% dari Maret 2024 yang mencapai 583.747 unit. Dengan demikian, sepanjang 2025 ini, penjualan sepeda motor domestik mencapai 1.683.262 unit.

Di sepanjang 2025, Indonesia telah mengekspor 134.775 unit dalam bentuk completely built up (CBU), yang berarti kendaraan dalam bentuk utuh. Ekspor tertinggi tercatat pada bulan Maret, mencapai 49.998 unit.

Indonesia turut mengekspor 2.077.170 unit sepeda motor secara completely knocked down (CKD), yang berarti produk dikirimkan dalam bentuk komponennya, yang nanti harus dirakit mandiri ketika sampai di Indonesia. Indonesia mengekspor hingga 738.084 unit CKD pada Februari 2025. Terakhir, ekspor komponen sepeda motor Indonesia mencapai 32.305.403 unit, tertinggi juga pada Februari 2025 yang mencapai 11.856.166 unit.

PMI Jasa Caixin China

Pada Selasa (6/5/2025), China akan merilis data PMI Jasa Umum Caixin periode April 2025.

Sebelumnya, PMI Jasa Umum Caixin China meningkat menjadi 51,9 pada Maret 2025, naik dari 51,4 pada bulan sebelumnya, melampaui perkiraan pasar sebesar 51,6. Ini menandai pertumbuhan terkuat di sektor jasa sejak Desember lalu, karena pesanan baru naik paling tinggi dalam tiga bulan, didorong oleh peningkatan permintaan domestik, didukung oleh upaya pemasaran dan peningkatan luas dalam kondisi permintaan. Ketenagakerjaan menurun sedikit, dengan pemutusan hubungan kerja menjadi yang tercepat dalam hampir setahun.

Mengenai harga, harga input naik setelah turun fraksional pada bulan sebelumnya, karena biaya staf yang lebih tinggi dan biaya pemasok yang lebih besar. Harga output turun untuk bulan kedua berturut-turut dan penurunan paling tajam dalam enam bulan di tengah meningkatnya persaingan pasar. Terakhir, sentimen bisnis melambat di tengah kekhawatiran atas prospek ekonomi dan geopolitik global.

Cadangan Devisa China

Pada Kamis (8/5/2025), China akan merilis cadangan devisa periode April 2025.

Sebelumnya, Cadangan devisa China naik sebesar US$ 13,4 miliar menjadi US$ 3,241 triliun pada Maret 2025, naik dari US$ 3,227 triliun pada Februari, menandai level tertinggi sejak November lalu. Peningkatan tersebut terjadi karena dolar melemah terhadap mata uang utama lainnya. Yuan merosot 0,31% terhadap dolar pada Maret, sementara dolar merosot 3,13% terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.

Cadangan emas mencapai 73,7 juta troy ons pada akhir Maret, naik dari 73,61 juta ons pada akhir Februari, karena bank sentral membeli logam mulia tersebut untuk bulan kelima berturut-turut. Akibatnya, cadangan emas meningkat menjadi setara dengan US$ 299,6 miliar, naik dari setara dengan US$ 208,64 miliar pada bulan sebelumnya.

PMI Jasa AS

Amerika Serikat (AS) akan merilis data PMI Layanan AS Global S&P periode April 2025 pada Senin (5/5/2025).

Sebelumnya, PMI Layanan AS Global S&P diperkirakan turun menjadi 51,4 pada bulan April 2025 dari 54,4 pada bulan sebelumnya, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 52,5, untuk menandai tingkat pertumbuhan terlemah kedua dalam aktivitas layanan dalam satu tahun, hanya di belakang pembacaan dari Februari (51), menurut perkiraan awal.

Perlambatan tersebut disebabkan oleh perlambatan tajam dalam pesanan baru, dengan perusahaan-perusahaan mengutip ketidakpastian klien karena tarif dan latar belakang ekonomi yang tidak stabil, terutama di antara pesanan luar negeri. Permintaan yang lebih lemah untuk kapasitas mendorong penyedia layanan untuk mengurangi penerimaan perekrutan mereka, di atas ketersediaan tenaga kerja yang semakin terbatas. Di sisi harga, inflasi biaya input naik ke level tertinggi tujuh bulan, mendorong perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan biaya output mereka. Ke depannya, sentimen tentang output di tahun mendatang turun ke level terendah sejak Oktober 2022 karena kebijakan ekonomi yang tidak pasti dari pemerintahan Presiden yang baru.

PMI Komposit S&P Global AS

Masih di hari yang sama, AS juga akan merilis PMI Komposit S&P Global periode April 2025 yang diproyeksikan menurun.

Indeks Output Gabungan PMI AS Global S&P diperkirakan turun menjadi 51,2 pada periode April 2025 dari 53,5 pada bulan Maret, menurut pembacaan 'kilat' awal (berdasarkan sekitar 85% tanggapan survei yang biasa). Penurunan indeks menandakan perlambatan pertumbuhan aktivitas ke level terendah dalam 16 bulan dari level tertinggi tiga bulan yang terlihat pada bulan Maret.

Pertumbuhan aktivitas bisnis sektor jasa melambat tajam hingga hanya kecepatan sedang, mencatat ekspansi terlemah kedua yang tercatat selama tahun lalu, sebagai respons terhadap pertumbuhan buku pesanan yang lebih lambat. Arus masuk bisnis baru di sektor jasa menunjukkan kenaikan terkecil kedua yang tercatat selama 11 bulan terakhir, yang sering dikaitkan oleh responden survei dengan ketidakpastian seputar ekonomi dan tarif. Pertumbuhan permintaan terutama diredam oleh penurunan ekspor jasa (yang mencakup aktivitas terkait pariwisata serta aktivitas lintas batas oleh penyedia layanan) dalam skala yang tidak terlihat sejak Januari 2023.

Neraca Dagang AS

Pada Selasa (6/5/2025), AS akan merilis data neraca perdagangan periode Maret 2025 beserta data ekspor dan juga impor.

Sebelumnya, defisit perdagangan AS menyempit menjadi US$122,7 miliar pada Februari 2025 dari rekor tertinggi US$130,7 miliar pada Januari dan dibandingkan dengan perkiraan kekurangan US$123,5 miliar.

Defisit barang turun US$8,8 miliar menjadi $147 miliar dan surplus jasa menyempit US$0,8 miliar menjadi US$24,3 miliar. Ekspor naik 2,9% menjadi US$278,5 miliar, sebagian besar disebabkan oleh emas nonmoneter, mobil penumpang, aksesori komputer, truk, bus, dan pesawat sipil. Di sisi lain, penjualan turun untuk bahan bakar minyak, transportasi, dan barang dan jasa pemerintah.

Sementara itu, impor sedikit berubah mendekati level rekor di US$401,1 miliar, setelah melonjak bulan lalu didorong oleh antisipasi tarif yang akan datang. Impor turun untuk bentuk logam jadi, emas nonmoneter, dan pesawat sipil, mengimbangi pembelian yang lebih tinggi untuk telepon seluler dan barang-barang rumah tangga lainnya, sediaan farmasi, dan komputer. Kesenjangan perdagangan AS menyempit dengan Tiongkok, Swiss, dan Kanada tetapi meningkat dengan UE, Meksiko, dan Vietnam.

Rapat FOMC

Pada Kamis (8/5/2025), terdapat konferensi pers FOMC untuk mendapatkan kisi-kisi kebijakan suku bunga bank sentral AS.

Federal Open Market Committee (FOMC) diperkirakan tidak akan memangkas suku bunga kali ini.

Namun, Wall Street akan mencermati pernyataan FOMC dan konferensi pers Ketua The Federal Reserve Jerome Powell dengan saksama, untuk mencari petunjuk tentang bagaimana kebijakan tarif agresif Presiden Donald Trump dapat memengaruhi keputusan bank sentral selanjutnya.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |