Kunyit, Harta Karun Purba Kebanggaan RI yang Diburu Jepang

1 day ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia menjadi salah satu produk andalan baru untuk ekspor Indonesia.

Sejatinya bukan emas, tapi warnanya kuning pekat. Aromanya menusuk, pedas, namun menyimpan kekuatan luar biasa. Kunyit rempah tua warisan bumi Asia bangkit tak hanya sebagai bumbu dapur, tapi juga sebagai komoditas ekspor unggulan Indonesia yang tengah menggeliat.

Kunyit (Curcuma longa) adalah rimpang dari keluarga Zingiberaceae yang telah digunakan selama ribuan tahun dalam pengobatan Ayurveda dan Tiongkok kuno. Senyawa aktif utamanya, kurkumin, telah menjadi subjek banyak penelitian ilmiah modern karena sifat anti-inflamasi, antioksidan, bahkan antikanker yang dikandungnya.

Dalam jurnal Foods (2021), kurkumin dikaitkan dengan potensi memperbaiki fungsi otak dan memperkuat sistem imun. Tak heran jika permintaan global terhadap kunyit sebagai suplemen meningkat pesat, seiring tren gaya hidup sehat dan kebangkitan minuman herbal.

Ilustrasi Kunyit (Photo by Tamanna Rumee from Pexels)Foto: Ilustrasi Kunyit (Photo by Tamanna Rumee from Pexels)
Ilustrasi Kunyit (Photo by Tamanna Rumee from Pexels)

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kunyit Indonesia melonjak tajam dalam lima tahun terakhir.

Dari hanya 35,2 juta kilogram pada 2019, volume produksi meroket hingga 205,6 juta kilogram pada 2023. Pertumbuhan ini tidak linier, namun lonjakan besar terjadi sejak 2021, diduga kuat akibat peningkatan permintaan baik dari pasar domestik maupun global.

Fenomena ini juga sejalan dengan meningkatnya minat terhadap jamu dan rempah sebagai alternatif preventif selama pandemi COVID-19. Tak hanya petani, pelaku industri pengolahan herbal pun mulai kembali melirik kunyit sebagai bahan baku strategis.

Di sisi perdagangan luar negeri, ekspor kunyit Indonesia menunjukkan dinamika menarik. Menurut BPS, volume ekspor meningkat dari 2 juta kg pada 2020 menjadi 3,7 juta kg pada 2023. Namun, pada 2024 terjadi penurunan menjadi 2,3 juta kg.

Dari sisi nilai ekspor, sempat naik ke US$4,1 juta pada 2023, lalu turun menjadi US$3,2 juta pada 2024. Penurunan ini mengindikasikan adanya tekanan harga global atau pergeseran pasar ke pemasok lain, seperti India yang juga produsen besar kunyit dunia.

Malaysia tercatat sebagai pengimpor terbesar kunyit RI. Pada 2023, nilai ekspornya mencapai US$1,13 juta, naik signifikan dari US$736 ribu pada 2022. Malaysia memiliki basis produksi obat herbal dan makanan olahan yang besar. Di pasar ini, Indonesia diuntungkan oleh kedekatan geografis dan kedekatan cita rasa kuliner serumpun.

Jepang, meskipun tak memiliki tradisi penggunaan kunyit yang sekuat Asia Selatan, menunjukkan minat yang stabil. Nilai ekspor kunyit RI ke Jepang pada 2024 tercatat sebesar US$680 ribu yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. Permintaan ini terutama datang dari industri kesehatan, kosmetik, dan minuman herbal.

India, menunjukkan tren penurunan. Sebagai produsen utama kunyit global, India kemungkinan hanya mengimpor untuk kebutuhan khusus seperti varietas dengan kandungan kurkumin tertentu atau karena kebutuhan jangka pendek. Nilai ekspor ke India anjlok dari US$1,2 juta pada 2020 menjadi hanya US$92 ribu pada 2024. Ini menunjukkan bahwa RI tak bisa bergantung pada pasar ini dalam jangka panjang.

Kunyit. (Dok. Pixabay)Foto: Kunyit. (Dok. Pixabay)
Kunyit. (Dok. Pixabay)

Di tengah kebangkitan herbal dan pangan fungsional dunia, kunyit Indonesia punya posisi strategis produksi besar, kualitas tropis yang khas, dan pasar regional yang aktif menyerap. Namun fluktuasi ekspor menunjukkan bahwa peluang ini belum dikelola maksimal.

Tantangannya kini bukan sekadar produksi, melainkan hilirisasi. Indonesia perlu membangun ekosistem industri kunyit yang mencakup ekstraksi kurkumin, inovasi produk olahan, hingga branding rempah nasional di pasar global.

Jika berhasil, bukan tidak mungkin kunyit akan menjadi emas baru Nusantara bukan hanya karena warnanya, tapi karena nilainya yang bisa terus tumbuh.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |