Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com
Ketika melihat beberapa kambing tak jauh dari rumah, Steve tiba-tiba bertanya pada papanya, "Pa, menurut Papa, kambing ini dikurbankan atau dikorbankan?"
Papanya menggelengkan kepala tanda tidak tahu. Lalu, Steve, putranya yang masih berumur empat tahun, mulai menjelaskan dengan panjang lebar.
Dalam bahasa Inggris, 'korban' disebut dengan victim dan 'kurban' disebut dengan sacrifice. Sangat beda baik kata maupun makna masing-masing.
Diferensiasi makna ini memang unik karena dalam bahasa Indonesia sesungguhnya baik 'korban' maupun 'kurban' diserap dari kata bahasa Arab yang sama, yakni qurban (قربان). Namun, EYD V menyerap huruf qaf (ق Arab) menjadi "k".
Kata Arab qurban ini juga masih seakar kata dengan bahasa Ibrani, yakni qarban ( קָרְבָּן ), dan kata Yunani korban (κορβᾶν).
Dalam bahasa Ibrani, kata קָרְבָּן - qar'ban berasal dari verba קָרַב - qarav, maknanya adalah "DATANG MENDEKATI", dengan pengertian membawa sesuatu DEKAT dan mempersembahkannya kepada Allah; bandingkan dengan kata Arab: qarib, qurb, taqorrub (mendekatkan diri kepada Allah). Dari sini muncul kata bahasa Indonesia "karib" dan "akrab".
Maka, dengan kurban itu, seseorang berupaya secara aktif untuk mendekatkan diri dengan Allah. Atau secara pasif, ia dibawa mendekat kembali pada Allah.
Berita di media massa baru-baru ini menuliskan 'KORBAN meninggal akibat perang di Gaza tercatat sebanyak 54.000 orang' dan tidak ditulis dengan 'KURBAN meninggal akibat perang di Gaza tercatat sebanyak 54.000 orang'.
Demikian pula kalimat 'Di sini dijual HEWAN KURBAN', tak pernah ditulis dengan 'Di sini dijual HEWAN KORBAN'.
Persoalan yang timbul akibat membedakan antara istilah 'korban' dan 'kurban' dalam wacana bukannya tak ada. Kita menjadi kebingungan menentukan mana kalimat yang benar 'Pahlawan itu telah MENGORBANKAN jiwa raganya' atau 'Pahlawan itu telah MENGURBANKAN jiwa raganya'.
Demikian pula kebingungan dalam kalimat 'Anak-anak harus menghargai segala PENGORBANAN orang tua' ataukah 'Anak-anak harus menghargai segala PENGURBANAN orang tua'. Ini disebabkan 'roh' dari kedua kata ini sesungguhnya adalah satu.
Dalam perkembangannya, qurban diserap ke dalam bahasa Indonesia (KBBI) dengan beberapa pengertian. Pengertian yang PERTAMA ialah 'persembahan kepada Tuhan (seperti kambing, sapi, dan unta yang disembelih pada hari Lebaran Haji)' atau 'pemberian untuk menyatakan kesetiaan atau kebaktian'.
Sedangkan, makna yang KEDUA adalah 'orang atau binatang yang menderita atau mati akibat suatu kejadian, perbuatan jahat, dan sebagainya'. Kata qurban dengan pengertian yang pertama dieja menjadi kurban (dengan u), sedangkan untuk pengertian yang kedua, dieja menjadi korban (dengan o).
Tidak tahu mengapa kata "kurban" bisa berubah menjadi "korban" yang maknanya sudah JAUH dari makna aslinya (makna pertama) atau tidak berhubungan dengan makna persembahan atau pendekatan diri kepada Tuhan.
Ada yang berpendapat, terjadi pembedaan penulisan/lafal untuk beberapa kata antara ranah agama dan ranah umum. Contoh lain: Quran dan koran. Juga pengajian dan pengkajian. Jadi, kalau tidak berhubungan dengan agama (Islam), ya, korban.
Demikian penjelasan Steve kepada papanya. O ya, Steve tak lupa mengucapkan kepada teman-teman Muslim:
SELAMAT HARI RAYA KURBAN
atau
SELAMAT IDULADHA.
(Ingat, dalam kata "Iduladha" sudah terkandung makna hari raya, jadi tak perlu ditambahkan lagi di depannya kata "hari raya" supaya tidak lewah/berlebihan. Selain itu, penulisan "Iduladha" ditulis serangkai, bukan dipisah!)
(miq/miq)