Jakarta, CNBC Indonesia - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik badan usaha swasta di Indonesia sempat mengalami kekosongan stok Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya pada periode September 2025 lalu.
Berita mengenai kosongnya stok BBM di SPBU swasta itu menjadi salah satu yang ramai diperbincangkan publik pada tahun 2025 ini. Sehingga, berita ini masuk ke dalam kilas balik di tahun 2025 atau "Big Stories 2025" CNBC Indonesia. Simak penjabaran lengkapnya berikut ini.
Pada medio akhir Agustus dan awal September 2025, sempat terjadi fenomena langka yakni kosongnya BBM di SPBU swasta. Masyarakat penikmat BBM non subsidi heboh karena tak bisa mengisi BBM untuk kendaraanya.
Belakangan diketahui, cepat habisnya stok BBM di SPBU swasta itu terjadi karena ternyata ada migrasi pembelian BBM khususnya BBM jenis subsidi di SPBU Pertamina ke beberapa SPBU milik swasta seperti Shell Indonesia, BP-AKR dan Vivo Energy Indonesia.
Migrasi pembelian BBM itu dibenarkan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaiman. "Itu kan dinamika yang terjadi kan memang ada shifting ya yang tadinya banyak pengguna RON 90 ada shifting ke RON yang lain. Sebenarnya ini dinamika konsumsi saja," ujar Laode ditemui di Kantornya pada waktu itu, Selasa (9/9/2025).
Tak cuma Dirjen, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung sebelumnya juga mengatakan, bahwa menipisnya stok BBM badan usaha swasta terjadi seiring adanya peralihan konsumsi BBM subsidi ke non-subsidi dengan volume mencapai 1,4 juta kiloliter (KL).
Hal ini disebabkan oleh penerapan kewajiban penggunaan QR Code untuk pembelian BBM bersubsidi di SPBU Pertamina. "Jadi ini terjadi peningkatan. Menurut hitungan kami itu shifting yang terjadi itu sekitar 1,4 juta kiloliter BBM ke non subsidi. Jadi itu yang menyebabkan itu ada peningkatan permintaan untuk badan swasta," ungkap Yuliot ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (3/9/2025).
Yuliot mengatakan banyak masyarakat yang sejatinya belum melakukan pendaftaran QR Code untuk mengisi BBM subsidi. Ini terjadi lantaran kapasitas mesin (CC) kendaraan yang mereka miliki tidak sesuai ketentuan, sehingga akhirnya beralih menggunakan BBM non-subsidi.
"Sementara masyarakat karena itu perlu mendaftar, kemudian mereka juga mungkin itu CC kendaraannya tidak sesuai, terjadi shifting yang tadinya dari subsidi Pertalite itu menjadi non subsidi," katanya.
Sudah Dapat Tambah Impor 10% di Tahun 2025
Sejatinya, pada tahun 2025 ini SPBU Swasta sudah memperoleh tambahan alokasi kuota impor sebanyak 10% jika dibandingkan dengan kuota impor pada tahun 2025. Hal ini sebelumnya ditegaskan langsung oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
"Jadi gini untuk ketersediaan BBM nasional kita untuk swasta kita memberikan kuota impor itu seperti 2024, contoh 1 juta. Di 2025 kita berikan tambah 10% jadi 1,1 juta, itu contoh," kata Bahlil di Istana Negara, Jakarta, waktu itu, Senin (1/9/2025).
Nah, dengan kondisi habisnya stok BBM itu swasta itu, diketahui bahwa pihak swasta kembali meminta tambahan kuota impor. Hanya saja pemerintah mengarahkan untuk membeli ke Pertamina lantaran stok BBM nasional masih tersedia.
"Tapi kalau meminta tambah saya katakan, bahwa persediaan nasional kita masih ada. Jadi bisa dilakukan kolaborasi business to business dengan persediaan nasional," kata Bahlil
SPBU Swasta Terisi, Beli Stok BBM ke Pertamina
Dijen Migas Kementerin ESDM, Laode Sulaeman membeberkan bahwa pihaknya telah bertemu dengan manajemen Pertamina dan juga pihak SPBU swasta untuk membahas pembelian BBM. Adapun dari pertemuan ini diketahui mayoritas pengusaha SPBU swasta telah sepakat bernegosiasi dengan Pertamina untuk pembelian BBM murni
"Ya, sebenarnya semua sudah sekarang. Sudah bernegosiasi. Kalau sebelumnya kan ada yang belum tuh, yang belum itu sekarang sudah bernegosiasi," kata Laode di Jakarta, beberapa waktu yang lalu (24/10/2025).
Menurut dia, setelah BP-AKR dan Vivo lebih dulu menerima pasokan BBM impor sebanyak 100 ribu barel, selanjutnya yang terakhir giliran Shell yang menerima BBM dari Pertamina.
Meski demikian, ia menjelaskan bahwa Exxon menjadi satu-satunya badan usaha swasta yang belum mengajukan karena masih memiliki stok. "Yang belum memang Exxon, tapi mereka kan masih punya stock. Jadi bukan berarti tidak mau ini, tapi mereka informasinya masih punya stock," ujarnya.
Sementara, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun mengatakan kolaborasi dengan badan usaha swasta ini menjadi bukti nyata bahwa menjaga energi adalah kerja bersama, demi ketahanan energi nasional.
Proses kolaborasi dalam membantu pasokan BU Swasta ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan yang menjunjung tinggi mekanisme compliance dan governance secara Business to Business (B2B). Proses negosiasi dari sisi jumlah kebutuhan berdasarkan volume permintaan, pelaksanaan tender supplier yang dilakukan dengan aspek GCG dan konfirmasi berulang.
Sampai berita "Big Stories 2025" CNBC Indonesia ini diturunkan atau akhir Desember 2025, semua SPBU swasta seperti Shell, BP-AKR dan juga Vivo Energy Indonesia sudah kembali menjual BBM-nya, khususnya BBM jenis bensin.
Disclaimer: Big Stories merupakan kumpulan berita lama dari CNBC Indonesia yang telah dipublikasikan sebelumnya dan disajikan kembali karena menjadi berita terpopuler dan paling banyak diminati sepanjang tahun 2025. Informasi yang dimuat tidak selalu mencerminkan kondisi atau perkembangan terbaru. Pembaca disarankan untuk meninjau tanggal publikasi dan mencari referensi tambahan untuk mendapatkan informasi terkini(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

4 hours ago
3

















































