Keindahan Masjid Agung Xi’an, Simbol Harmoni Budaya Tiongkok Dan Islam

1 month ago 17

Islam bukanlah agama asing di Tiongkok. Ajaran dan nilai-nilai Islam telah dibawa pada masa Dinasti Tang (618–907 M), oleh para pedagang Arab dan Persia melalui jalur sutra.

Meski menjadi agama minoritas di negeri tirai bambu itu yakni sekitar 20 sampai 30 juta umat muslim, tapi kegiatan dan rumah ibadah umat Islam tetap berdiri dan terjaga dengan baik selama berabad-abad.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Keberadaan Masjid Agung Xi’an, di Hua Jue Xiang (Hua Jue Lane) dekat Menara Genderang Xi’an, menjadi salahsatu saksi keberadaan agama Islam yang diterima di Tiongkok. Karena sejak didirikan pertama kali pada tahun 742 M pada masa Dinasti Tang, Masjid ini tetap terjaga dengan pelaksanaan ibadah shalat yang nyaman dan tenteram.

“Azan lima waktu shalat selalu dikumandangkan. Jamaah yang shalat lima waktu sehari sekitar 200 orang, tapi kalau untuk shalat Jumat bisa sampai seribu orang jamaah,” ujar Pengurus Masjid Agung Xi’an, Yusuf, kepada Waspada dan rombongan jurnalis yang merupakan kunjungan undangan dari Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Medan, pada akhir Juli 2025 kemarin.

Memang melihat bangunan Masjid Agung ini, tidak terlihat dengan masjid-masjid di Indonesia yang memiliki kubah besar dan menara menjulang. Masjid Raya Xi’an mencerminkan gaya arsitektur tradisional Tiongkok, menyerupai kompleks paviliun dengan atap bertingkat, balok kayu yang dilukis indah, serta tiang-tiang ukiran khas Dinasti Ming dan Qing. Namun, kaligrafi Arab dan petunjuk arah kiblat tetap hadir di berbagai sudut, menciptakan harmoni budaya yang sangat memikat.

“Masjid ini tidak memiliki menara tinggi atau kubah. Tapi ada lengkungan atap, ukiran naga, dan ubin keramik khas Tiongkok. Semua dirancang untuk menghormati budaya lokal serta perdamaian antar suku, tanpa menghilangkan identitas Islam,”ucap Yusuf yang sudah menjadi pengurus Masjid Agung sejak tahun 1979.

Salah satu bangunan paling mencolok adalah menara pengumuman waktu salat (minaret) berbentuk pagoda. Di bagian dalam, terdapat halaman tenang dengan pepohonan rindang, tempat yang ideal untuk merenung dan berdoa di tengah hiruk pikuk kota.

Masjid ini terbagi dalam empat halaman utama yang membentang seluas lebih dari 12.000 meter persegi, dengan bangunan ibadah utama seluas sekitar 4.000 meter persegi. Salah satu elemen arsitektur paling mencolok adalah gerbang kayu berukir setinggi 9 meter yang dibangun pada awal abad ke-17, dihiasi dua lempengan batu bergambar naga dan masih berdiri kokoh hingga kini.

Kompleks Masjid Raya Xi’an terdiri dari beberapa bagian penting yang mencerminkan perpaduan antara fungsi religius dan nilai-nilai budaya Tiongkok. Di bagian depan terdapat gerbang utama bergaya arsitektur kuno dengan ukiran naga, menandai pintu masuk kompleks.

Di tengah kompleks berdiri Paviliun Utama atau ruang salat (Prayer Hall), berupa bangunan kayu luas yang mampu menampung ratusan jamaah, dengan mihrab yang menghadap ke arah Makkah. Selain itu, tersedia ruang belajar dan perpustakaan yang menyimpan berbagai manuskrip kuno, serta ruang peringatan Kaisar dan aula sejarah yang menyimpan prasasti dan peninggalan dari berbagai dinasti.

Meskipun pernah mengalami masa-masa sulit, termasuk saat gerakan anti-agama berlangsung pada abad ke-20, kompleks ini berhasil dipertahankan dan kini dirawat dengan baik oleh komunitas Muslim serta pemerintah setempat. “Dulu sempat ada yang mencoba merusak artefak-artefak agama, tapi sekarang pejabat pun datang meninjau dan menjaga situs ini sebagai warisan sejarah nasional,” ungkap Yusuf.

Diceritakan Yusuf, Islam pertama kali masuk ke Tiongkok melalui jalur perdagangan laut dan darat. Pedagang Muslim mendarat di kota-kota pelabuhan seperti Guangzhou dan Quanzhou, sementara jalur darat membawa mereka ke kota-kota penting seperti Xi’an, yang saat itu merupakan ibukota kekaisaran.

“Ada beberapa etnis umat Islam di Tiongkok dan terbesar etnis Hui dan Uighur. Kalau etnis Hui tersebar di seluruh wilayah Tiongkok, terutama di provinsi Ningxia, Gansu, Yunnan, Henan dan Shaanxi (Xi’an). Kalau etnis Uighur berada di wilayah Xinjiang, bagian barat laut Tiongkok,” ungkapnya.

Dilanjutkan Yusuf, pada masa Dinasti Tang dan Song, umat Muslim hidup berdampingan dengan penduduk lokal. Kedatangan mereka diterima karena keahlian berdagang dan integritas yang mereka tunjukkan. Banyak dari mereka yang menikah dengan warga lokal, membentuk komunitas Muslim Tionghoa yang dikenal sebagai Hui.

“Pada Dinasti Ming, kekaisaran memberikan penghargaan besar dengan mengangkat tiga warga suku Hui yang beragama Islam menjadi jenderal perang. Selain itu, pada masa Dinasti Ming, cukup banyak pejabat kerajaan yang memeluk agama Islam, salah satunya Laksmana Cheng Ho yang pernah mendatangi Nusantara pada masa lalu,” kata Yusuf.

“Pada masa agresi militer Jepang, banyak masjid di Tiongkok yang hancur dibom, karena dianggap sebagai Lokasi persembunyian salah seorang jenderal yang beragama Islam,” sambungnya.

Sejak dibuka untuk umum pada tahun 1978, Masjid Raya Xi’an telah menarik jutaan wisatawan dari lebih dari 100 negara dan wilayah, termasuk umat Muslim dari Hong Kong, Makau, dan Taiwan. Masjid ini juga telah menerima banyak kunjungan dari kepala negara, pejabat senior, serta tamu kehormatan dari seluruh dunia.

Muslim Quarter

Selain melihat Masjid bersejarah di Xi’an, Waspada juga menelusuri Jalan Muslim atau dikenal sebagai Xi’an Muslim Quarter. Tidak jauh dari Masjid Agung Xi’an, Jalan Muslim itu menawarkan surga kuliner halal.

Dikatakan Pemandu Wisata Kota Xi’an, May, Jalan Muslim ini merupakan sebuah area padat budaya di jantung Kota Xi’an, yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun internasional.

“Lebih dari 100 ribu warga Muslim tinggal di kota ini. Ratusan restoran halal berjajar di gang-gang sempit, dari warung kecil hingga rumah makan besar tempat pesta pernikahan,” kata May.

Jalan Muslim terdiri atas gang-gang seperti Beiyuanmen dan Huajue Lane, di mana arsitektur kuno bergaya Dinasti Ming dan Qing masih berdiri kokoh.

yuni naibaho

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |