Kabar Merger Grab-GoTo Menguat, Maxim Ingatkan Dampaknya

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Isu rencana merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab memantik respons dari para pemain industri ride hailing lain. Salah satunya datang dari Maxim, yang menilai kemungkinan penggabungan dua raksasa layanan transportasi daring itu dapat menimbulkan kekhawatiran terkait potensi monopoli pasar.

Director Development Maxim Indonesia, Dirhamsyah, menyatakan bahwa pihaknya masih memantau perkembangan isu tersebut karena hingga kini belum ada informasi resmi mengenai kelanjutan rencana merger.

"Kalau dari Maxim sih harapannya yang kita takutkan nanti akan ada monopoli dan lain-lain," ujar Dirhamsyah dalam acara "Sinergi Ekosistem Transportasi Digital dan Inovasi untuk Ekonomi Indonesia yang Inklusif" di Kantor Pusat Maxim, Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).

Ia menegaskan bahwa kabar merger Gojek-Grab masih sebatas kabar berhembus, dan sampai saat ini belum ada informasi terkait kelanjutannya.

"Kami belum ada dengar sama sekali info-info terkait gimana nanti kelanjutan-kelanjutannya, apakah memang benar terjadi atau enggak ya kita lihat saja lah nanti," tegasnya.

Meski demikian, Maxim menyiapkan langkah mitigasi jika merger benar-benar terjadi. Koordinasi dengan lembaga pemerintah dan regulator dipastikan akan dilakukan untuk memastikan persaingan tetap sehat.

"Tapi kan tetap saya yakin sih dari sisi pemerintah, bakal memberikan solusinya sebaik-baiknya terkait itu," ujarnya.

Respons GoTo

Sebelumnya, pihak GoTo buka suara terkait pemberitaan mengenai kemungkinan rencana merger dengan Grab usai adanya potensi keterlibatan Danantara. Dalam dokumen yang sama, perusahaan ride hailing ini juga menjawab isu gugatan dari mantan karyawannya.

Perseroan menyatakan mengetahui adanya pemberitaan terkait merger tersebut, namun pada tahap ini tidak terdapat informasi baru yang dapat disampaikan selain yang telah diungkap sebelumnya dalam keterbukaan informasi.

GoTo pun menegaskan akan terus mendukung program prioritas Pemerintah serta menjadikan kesejahteraan mitra pengemudi sebagai salah satu tujuan utama.

"Sebagai perusahaan publik, kami terbuka atas berbagai diskusi yang dapat mendukung kepentingan jangka panjang seluruh pemangku kepentingan Perseroan, dan apabila terdapat suatu proses yang sudah lebih matang, dimana hal tersebut akan melibatkan berbagai pihak, Perseroan akan senantiasa mematuhi seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku," sebagaimana dikutip dari keterbukaan informasi BEI.

Sementara, CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Roeslani angkat bicara mengenai potensi keterlibatan Danantara dalam rencana merger antara Grab dan GoTo yang belakangan ramai dibahas. Dia menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu perkembangan resmi dari kedua perusahaan.

Rosan menjelaskan bahwa proses pembahasan merger saat ini sepenuhnya berada di tangan Grab dan GoTo. "Kita serahkan kepada prosesnya, Grab dan GoTo sedang berjalan. Mereka menyampaikan ke kita, terbuka juga untuk Danantara untuk berpartisipasi," ujarnya usai Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.

Meski demikian, Rosan menegaskan bahwa Danantara tidak akan tergesa-gesa mengambil keputusan sebelum mengetahui lebih jelas bentuk kerja sama maupun penggabungan yang tengah dirumuskan. "Kita bilang lihat dulu proses mereka seperti apa," katanya.

(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |