Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah bayi yang lahir di Korea Selatan (Korsel) meningkat untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun pada tahun 2024. Badan stastistik negara tersebut menyebut beberapa hal menjadi faktor peningkatan tersebut.
Melansir Yonhap pada Rabu (26/2/2025), fenomena ini didorong oleh peningkatan jumlah pernikahan pascapandemi. Ini juga dibantu perubahan sikap terhadap peran sebagai orang tua dan perubahan demografi.
Sebanyak 238.300 bayi lahir tahun lalu, naik 3,6% dari rekor terendah 230.000 pada tahun 2023. Angka tersebut telah menurun sejak tahun 2015, saat angkanya mencapai 438.400.
Tingkat kesuburan total, jumlah rata-rata anak yang diharapkan dimiliki seorang wanita seumur hidupnya, juga meningkat untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun. Angkanya mencapai 0,75 pada tahun 2024, naik dari 0,72 yang tercatat setahun sebelumnya, melampaui perkiraan pemerintah sebelumnya sebesar 0,74.
Namun, angka tersebut masih termasuk yang terendah di dunia dan sekitar setengah dari rata-rata negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Sejak 2018, negara tersebut menjadi satu-satunya anggota OECD dengan angka di bawah 1.
Angka tersebut juga masih jauh di bawah tingkat penggantian sebesar 2,1 kelahiran per wanita, yang dibutuhkan untuk mempertahankan populasi yang stabil tanpa imigrasi. Pemerintah bermaksud untuk menaikkan angka tersebut menjadi 1 pada tahun 2030.
"Tren peningkatan pernikahan yang dimulai setelah pandemi COVID-19 terus berlanjut," kata seorang pejabat dari Statistik Korea, Park Hyun Jeong. Ia mencatat bahwa jumlah pernikahan pada tahun 2024 merupakan yang tertinggi sejak tahun 1996.
Sebanyak 222.422 pasangan menikah tahun lalu, naik 14,9% dari tahun sebelumnya. Ini menandai peningkatan tahunan paling tajam sejak lembaga tersebut mulai mengumpulkan data pada tahun 1981.
Badan tersebut mengatakan lebih banyak pasangan menikah mulai dari paruh kedua tahun 2022 hingga paruh pertama tahun 2023 setelah menunda pernikahan mereka selama tahap awal pandemi. Badan tersebut juga mengaitkan peningkatan kelahiran dengan persepsi yang lebih positif terhadap pernikahan dan peran sebagai orang tua di antara populasi yang lebih muda dalam beberapa tahun terakhir, mengutip survei sosial dua tahunannya.
Park juga menunjuk pada pergeseran demografi, dengan mencatat bahwa populasi orang-orang berusia awal 30-an, kelompok usia subur utama, telah meningkat. Badan tersebut mencatat negara tersebut telah mengalami peningkatan jumlah kelahiran antara tahun 1991 dan 1995.
Jumlah kelahiran per 1.000 wanita mencapai 70,4 di antara mereka yang berusia awal 30-an. Diikuti oleh 46 untuk mereka yang berusia akhir 30-an dan 20,7 untuk orang-orang yang berusia akhir 20-an.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini: