Jelang RUPS dan Tebar Dividen: Begini Ramalan Saham BRI, Mandiri dan BNI

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Tanah Air hari ini diprediksi akan kembali sumringah, lantaran penutupan perdagangan kemarin yang cukup siginifikan dengan didorong oleh kenaikan saham-saham perbankan, mendorong optimisme untuk kembali ke level penguatan.

Pada perdagangan kemarin Rabu (12/3/2025), IHSG ditutup melesat 1,82% di level 6.665,05. Penguatan tersebut berhasil mematahkan pelemahan IHSG selama dua hari beruntun.

Dengan kenaikan saham-saham perbankan terutama bank Himbara pada perdagangan kemarin, hal ini sudah memberikan sinyal bahwa kini sudah mulai tanda-tanda pembalikkan arah untuk saham-saham perbankan menuju trend bullish hingga akhir Maret 2025.

Terpantau terdapat empat bank yang sudah terkonfirmasi akan menggelar RUPST pada Maret 2025.

Dalam RUPST tersebut, diperkirakan masing-masing perseroan akan mengumumkan jumlah dividen yang akan dibagikan. Diperkirakan jumlah dividen yang akan ditebar akan jauh lebih besar dibandingkan tahun lalu.

Lantaran, Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan dividen dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencapai Rp 300 triliun pada 2025. Jumlah tersebut berdasarkan laporan dari Menteri BUMN Erick Thohir.

Dividen jumbo BUMN akan menjadi salah satu sumber penghematan baru dari pemerintahan Prabowo. Prabowo menegaskan pemerintah akan mengambil Rp200 triliun dari setoran BUMN tersebut. Sementara sisanya sebesar Rp100 triliun akan dikembalikan dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN).

Adapun sejumlah perusahaan pelat merah tercatat di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan BUMN tersebut memiliki ragam sektor bisnis.

Sementara itu, beberapa di antaranya telah memberikan sinyal dividen jumbo. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa rasio pembagian dividen tahun buku 2024 bank pelat merah itu diharapkan berada di kisaran 80% hingga 85%.

Menurutnya, BRI memiliki permodalan yang sangat lebih dari cukup untuk membagikan dividen jumbo. Posisi rasio kecukupan modal (CAR) bank di level 26%.

Terpisah, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar memperkirakan rasio pembagian dividen dari laba tahun buku 2024 akan berada pada rentang 55% hingga 60%.

Persentase itu lebih tinggi jika dibandingkan realisasi rasio dividen tahun 2023 sebesar 50% dari total laba bersih atau senilai Rp10,45 triliun. Namun, Royke juga menegaskan bahwa keputusan akhir terkait besaran dividen berada di meja RUPS.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan bahwa dividend payout ratio atau rasio dividen dalam 5 tahun terakhir dijaga pada level 60%. "Ini sesuai arahan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham utama," katanya.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi juga mengatakan bahwa setidaknya rasio dividen dari laba tahun buku 2024 akan serupa dengan dividen laba tahun buku 2023. "Nggak ada perubahan. Kinerja Mandiri bagus, jadi paling tidak sama dengan tahun lalu untuk rasionya," ujarnya.

Adapula, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mengungkapkan rencana untuk membagikan dividen Tahun Buku 2024 pada 2025, dengan perkiraan dividend payout ratio berada di kisaran 20%-25% dari total laba.

Jika kita menghitung dividen saham perbankan dari payout ratio diatas maka estimasi dividen saham perbankan diestimasikan sebagai berikut:

Sehingga empat bank tersebut berpotensi melanjutkan kenaikan harga saham dalam sepekan ini dan tak menutup kemungkinan berlanjut hingga pekan depan.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |