IHSG Turun ke Bawah 6000, Bagaimana Prospeknya Hari Ini?

3 days ago 9

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jeblok pada perdagangan Selasa kemarin (8/4/2025) dan sempat mengalami trading halt.

Sampai penutupan perdagangan kemarin, IHSG berakhir di posisi 5.996,14. Dalam sehari jatuh 7,90%.

Adapun pada sesi pertama hari ini, IHSG sempat mengalami trading halt atau penghentians perdagangan sementara lantaran sempat jatuh lebih dari 8%.

Secara teknikal, perlu diakui tren IHSG masih dalam penurunan. Secara historis, biasanya ketika harga jatuh dalam, ada potensi rebound yang terjadi pada perdagangan di hari berikutnya.

Namun, kami mencermati potensi rebound ini hanya sementara atau bisa dibilang dead cat bounce dengan target resistance menutup gap yang terbentuk pada 26 Maret 2025 di level 6300.

Sementara untuk support terdekat ada di 5700 yang didapatkan melalui garis horizontal dari low candle pada 20 Mei 2021.

Teknikal IHSGFoto: Tradingview
Teknikal IHSG

Rebound yang potensi terjadi potensi tertular dari pergerakan mayoritas bursa saham di kawasan Eropa dan Asia yang sudah mulai pulih, seperti Nikkei Jepang kemarin menguat sampai 6%.

Meski begitu tetap perlu diantisipasi sentimen negatif masih menyelimuti, mengingat pada nanti malam akan ada pemberlakuan tarif resiprokal Trump. Ditambah posisi rupiah juga masih jeblok ke posisi terendah sepanjang masa.

Sejauh ini, beberapa negara juga sudah melakukan aksi balasan seperti China dan Prancis. Sementara Indonesia akan melakukan negosiasi paling lambat tengah bulan ini,

Mengutip CNBC Internasional, analis profil perusahaan di perusahaan data dan analisis GlobalData, Murthy Grandhi, menyebutkan nasib ekonomi ke depan akan bergantung pada kejelasan kebijakan dan keterlibatan diplomatik.

"Kekhawatiran perang dagang yang baru telah menghidupkan kembali kekhawatiran perlambatan ekonomi global, menghancurkan kepercayaan investor yang sudah rapuh," sebutnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |