IHSG Terkoreksi 0,11% Terbebani Kinerja Saham Emiten Perbankan

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah dan berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi pertama Kamis (13/3/2025). Indeks tercatat turun 0,11% atau 7,45 poin ke posisi 6.657,59.

Pada pembukaan perdagangan sesi I, Indeks diketahui sempat melesat mencapai 6.707,38.

Hingga tengah hari, ilai transaksi mencapai Rp 4,59 triliun yang melibatkan 8,48 miliar saham yang berpindah tangan 679.397 kali. Sebanyak 300 saham menguat, 283 melemah, dan 207 stagnan.

Sektor finansial dan utilitas mencatatkan koreksi terbesar, sedangkan sektor teknologi dan real estate mencatatkan kenaikan tertinggi.

Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia tercatat menjadi pemberat utama gerak IHSG hari ini, dengan kontribusi pelemahan masing-masing 9,83 dan 7,68 indeks poin.

Kemudian diikuti oleh Astra International (ASII) dan Bank Permata (BNLI).

Di tengah gejolak tarif Trump yang makin panas, sentimen Tunjangan Hari Raya (THR) mendorong penguatan IHSG. Dengan penguatan IHSG dari perdagangan sebelumnya, diperkirakan pergerakan IHSG masih memiliki peluang untuk dapat melaju pada perdagangan hari ini.

Adapun kenaikan IHSG pada perdagangan kemarin terjadi setelah pengumuman Tunjangan Hari Raya (THR) pada Selasa (12/3/2025). Pengumuman THR tersebut ampuh mengikis kekhawatiran pasar terhadap Trumpcession. Sebagaimana diketahui, serangan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang membuat pasar keuangan terguncang dan memicu kembali ketakutan akan inflasi.

Terlebih ada menyusul pengumuman Perdana Menteri Ontario Doug Ford bahwa ia akan mengenakan biaya tambahan sebesar 25% pada listrik yang dipasok oleh provinsi terpadat di Kanada itu ke lebih dari satu juta rumah di AS kecuali Trump mencabut semua ancaman tarifnya terhadap ekspor Kanada ke AS.

Sebelumnya, Trump telah meningkatkan perang dagang yang sedang berkembang dengan Kanada, berjanji untuk menggandakan tarif yang akan berlaku dalam beberapa jam pada semua produk baja dan aluminium impor dari tetangga utara Amerika menjadi 50%, meskipun ia kemudian mengatakan ia kemungkinan akan menurunkannya setelah pejabat Kanada setuju untuk berunding.

Di dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani akan menggelar konferensi pers APBN KiTa edisi Februari 2025 pada hari ini, Kamis (13/3/2025). Konferensi APBN ini menjadi perhatian karena diharapkan bisa menjawab banyak pertanyaan publik mengenai seberapa besar pendapatan negara yang sudah dikumpulkan serta defisit yang sudah dibukukan.

Sri Mulyani juga diharapkan bisa memberikan pernyataan mengenai bagaimana sikap dan kebijakan pemerintah di tengah tingginya ketidakpastian ekonomi global saat ini.
Di tengah pelemahan daya beli serta anjloknya IHSG belakangan ini, pernyataan dan kebijakan pemerintah juga ditunggu pasar.

Sri Mulyani sebagai bendahara negara juga diharapkan bisa memberi gambaran lebih jelas mengenai posisi dirinya dalam menanggapi kehadiran Danantara. Pasalnya, pengelolaan dividen yang semula menjadi pemasukan negara akan beralih ke Danantara.

Seperti diketahui, pasar dan publik masih menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai Danantara termasuk pengelolaan investasi dan dividen. Banyaknya kesimpangsiuran ini menjadi salah satu faktor ambruknya IHSG.

Di tengah gejolak ekonomi dunia yang sangat kencang akibat perang tarif, suara Sri Mulyani juga ditunggu untuk menanggapinya karena hal tersebut akan sangat terkait pada pelaksanaan APBN, strategi penerimaan negara dan belanja sekaligus penarikan utang.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Menguat Lebih Dari 2%, IHSG Sentuh Level 6.500

Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |