Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 23,44 poin atau 0,27% ke level 8.635,23. Sebanyak 348 saham naik, 317 turun, dan 291 tidak bergerak.
Nilai transaksi mencapai Rp 11,89 triliun, melibatkan 29,3 miliar saham dalam 1,65 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun terkerek naik menjadi Rp 15.860 triliun.
Saham yang paling banyak ditransaksikan siang ini adalah Mora Telematika Indonesia (MORA) dengan nilai Rp 2,76 triliun. Sebagian besar dilakukan di pasar negosiasi.
Tercatat ada 3,19 miliar saham berpindah tangan dengan rata-rata harga Rp 432. Angka ini jauh di bawah harga pasar MORA yang bertengger di level 8.850, naik 9,9% pada perdagangan siang ini.
Mengutip Refinitiv, energi dan teknologi menjadi sektor yang paling kuat. Kedua sektor tersebut naik 1,54% dan 1,45%.
Adapun Dian Swastatika Sentosa (DSSA) menjadi saham yang menopang indeks siang ini. Emiten milik grup Sinar Mas ini naik 2,86% ke level 115.125 dan menyumbang 11,86 indeks poin.
Selain itu, sejumlah saham bank jumbo juga ikut membantu penguatan IHSG. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) berkontribusi 3,29 indeks poin, Bank Mandiri (BMRI) 2,5 indeks poin, dan Bank Negara Indonesia (BBNI) 1,37 indeks poin.
Memasuki perdagangan hari ini, Kamis (4/12/2025), pelaku pasar akan mencermati berbagai rilis data dan perkembangan ekonomi global di tengah pelemahan terbaru indeks dolar AS dan sinyal perlambatan pasar tenaga kerja Amerika Serikat.
Di dalam negeri, sentimen masih terbatas, namun stabilitas IHSG dan pergerakan rupiah yang relatif terjaga memberikan ruang bagi pasar keuangan Tanah Air untuk bergerak positif.
Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa pemerintah siap memberikan insentif fiskal untuk mendorong pertumbuhan investor ritel di pasar saham Indonesia.
Namun, sebelum insentif itu digulirkan, ia meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) terlebih dahulu melakukan pembenahan terhadap praktik perdagangan saham gorengan yang berpotensi merugikan investor kecil.
Purbaya menegaskan bahwa otoritas pasar modal memiliki waktu enam bulan untuk menunjukkan langkah konkret dalam menindak pihak-pihak yang melakukan manipulasi harga. Ia ingin melihat adanya sanksi nyata bagi pelaku penggorengan saham sebelum pemerintah mengeluarkan bentuk insentif apa pun.
"Kalau kita lihat 6 bulan, lengkapin enggak? Ada yang dihukum atau enggak? nanti kita lihat. Kalau ada action yang clear bahwa penggoreng saham itu dikenakan sanksi, baru kita kasih insentif ke investor," ujar Purbaya dalam Financial Forum 2025 yang diselenggarakan CNBC Indonesia di Main Hall BEI, Rabu (3/12/2025).
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

15 hours ago
2

















































