IHSG Masih Amburadul, Kapan Bisa Bangkit Lagi?

1 week ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) agi-lagi ambruk dan meneruskan tren penurunannya.

CNBC Indonesia memantau sampai akhir perdagangan sesi I pada Selasa hari ini (4/3/2025), IHSG bertengger di 6.432,54. Terkontraksi 1,34% atau setara susut 87.11 poin.

Secara teknikal, IHSG masih dalam tren turun dengan potensi penurunan lanjutan sampai support terdekat di level 6000. Ini didapatkan dari low body candle pada 5 September 2021. Sementara itu, untuk resistance terdekat bisa dicermati 6.600 yang diperoleh dari low body candle 5 Juni 2023.

Support itu bisa menjadi target bottoming IHSG. Namun, perlu diakui bahwa kita tidak tahu sampai berapa bottom itu tiba bagi indeks pasar saham, tetapi setidaknya kita bisa mengantisipasi dengan menentukan support berdasarkan analisis secara teknikal.

IHSGFoto: Tradingview
IHSG

Sejauh ini, pasar masih minim katalis positif. Dari eksternal, perang dagang masih terpicu ulah Trump yang lagi-lagi soal tarif. Kanada dan Meksiko dikenakan tarif 25% yang sebelumnya sempat ditunda pada awal Februari.

Sementara, China mendapat tambahan tarif impor 10% menjadi 20%.

Tarif ini memberikan ketidakpastian yang membuat pelaku pasar khawatir harga barang akan naik lagi. Hal ini tentu bisa mempengaruhi inflasi yang makin ketat.

Jika, inflasi makin panas, maka bank sentral AS, The Fed juga bisa semakin hati-hati dalam memutuskan kebijakan moneter-nya.

Pasar juga memproyeksi, kini AS terancam mengalami stagflasi lantaran inflasi memanas, pertumbuhan ekonomi melambat, dan potensi PHK yang membuat angka pengangguran naik.

Selain itu, tekanan keluar dana asing masih cukup deras di pasar saham RI. Dalam sebulan terakhir asing mencatat net sell sampai Rp18,05 triliun di keseluruhan pasar.

Sementara itu, dari dalam negeri kita masih menghadapi sejumlah ketidakpastian dari regulasi di beberapa sektor, seperti penantian penurunan royalti batu bara, iuran MIP, dan lain-lain.

Selain itu, pelaku pasar masih memonitor efek dari lembaga investasi baru kita yakni Danantara dan bank emas baru bagi pergerakan pasar modal Tanah Air.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |