Hubungan AS-Israel di Ujung Tanduk, Trump Bikin Netanyahu Ngamuk

8 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sebuah langkah geopolitik yang mengguncang poros Timur Tengah, Presiden Amerika Serikat Donald Trump 'sukses' membuat Israel murka.

Trump mengumumkan pencabutan sanksi terhadap Suriah dalam kunjungannya ke Arab Saudi, keputusan yang ditujukan untuk mendukung pemerintahan interim pimpinan Ahmed al-Sharaa, mantan komandan kelompok militan yang menggulingkan Bashar al-Assad akhir tahun lalu.

Langkah ini segera memicu reaksi tajam dari Israel, yang menuding Sharaa tetap berbahaya dan memperingatkan bahwa hubungan antara sekutu tradisional AS kini berada di titik genting.

Pada Selasa (13/5/2025), Trump menyebut Sharaa sebagai "pria muda, menarik, dan tangguh" yang memiliki "peluang nyata untuk menyatukan Suriah."

Sehari kemudian, Trump bertemu langsung dengan Sharaa di Riyadh, menandai peningkatan status pemimpin baru Suriah itu di panggung internasional. Dalam beberapa bulan terakhir, Sharaa telah melakukan kunjungan diplomatik ke Turki, Uni Emirat Arab, Prancis, dan Bahrain, menggalang dukungan untuk pemerintahannya.

"Perkembangan ini menandai titik balik penting bagi rakyat Suriah saat kami berusaha bangkit dari babak panjang dan menyakitkan dalam sejarah perang," ujar Kementerian Luar Negeri Suriah menanggapi pencabutan sanksi AS.

Retaknya Hubungan Trump-Netanyahu

Kebijakan Trump terhadap Suriah memperlihatkan keretakan yang makin jelas dalam hubungannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Menurut The Times of Israel, Trump menolak permintaan Netanyahu untuk mempertahankan sanksi terhadap Suriah sebelum mengumumkan keputusannya.

Meski pejabat dari kedua negara berupaya meredam kesan perpecahan, perbedaan sikap mereka terlihat nyata dalam berbagai isu: dari negosiasi nuklir dengan Iran, pembicaraan langsung Trump dengan Hamas untuk membebaskan sandera AS-Israel, hingga gencatan senjata yang tak mencakup serangan Houthi ke Israel.

Trump bahkan menyatakan kesiapannya menjadi mediator langsung antara Netanyahu dan Erdogan.

"Saya bilang pada Bibi (Netanyahu), kalau kamu punya masalah dengan Turki, saya rasa saya bisa menyelesaikannya," ujar Trump, dilansir Newsweek, Kamis (15/5/2025).

"Saya punya hubungan yang sangat baik dengan Turki dan presidennya. Kita harus bersikap masuk akal."

Namun, sikap AS tersebut tidak mendapat sambutan dari Israel. Dalam wawancara dengan Newsweek, Konsul Jenderal Israel di New York, Ofir Akunis, menyampaikan kritik pedas terhadap Sharaa dan juga Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang turut mendukung pemerintahan baru Suriah.

"Kami melindungi komunitas Druze di Suriah karena mereka adalah saudara dari komunitas Druze di Israel," kata Akunis.

"Kami masih berada di Hermon, mengawasi Damaskus dari pegunungan. Kami ingin memastikan bahwa dia (Sharaa) benar-benar bukan lagi seorang teroris, seperti klaimnya. Tapi ketika dia mengirim para terorisnya untuk membantai Druze, kami tahu dia masih orang yang sama."

Akunis memperingatkan bahwa dukungan internasional terhadap Sharaa adalah "sangat berisiko" dan mengkritik Turki karena terlalu aktif dalam urusan Suriah.

"Dengan segala hormat, Suriah bukan wilayahnya Erdogan," ujarnya. "Dia tidak bisa berada di sana. Dunia Barat harus mengatakan padanya: 'cukup.'"

Sikap Erdogan

Sebaliknya, Erdogan memberikan dukungan penuh pada pemerintahan Sharaa. Dalam KTT virtual bersama Trump, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, dan Sharaa, Erdogan menegaskan bahwa Turki menginginkan Suriah menjadi negara stabil dan produktif, serta tidak mengancam tetangga-tetangganya.

"Keputusan Presiden Trump mencabut sanksi adalah langkah bersejarah," kata Erdogan dalam pernyataan resmi. "Ini akan menjadi contoh bagi negara lain yang masih menerapkan sanksi, dan membuka peluang investasi di berbagai sektor di Suriah."

Erdogan juga mengulangi seruannya untuk mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza dan menawarkan diri sebagai mediator antara Rusia dan Ukraina.

Namun, hubungan Turki dan Israel makin memburuk. Erdogan telah memutus seluruh hubungan diplomatik dengan Israel sejak November dan sebelumnya bahkan mengancam akan mengambil tindakan militer langsung.

Pada April, Netanyahu menyatakan bahwa Israel tidak ingin Suriah digunakan Turki sebagai basis serangan, yang kemudian dibalas Erdogan dengan pernyataan bahwa siapapun yang mengganggu integritas teritorial Suriah akan dicegah.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Israel Serang 'Jantung' Negara Arab, Beri Pesan ke Rezim Baru

Next Article Soal Palestina, Prabowo Geram Suara Negara Muslim Tak Didengar

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |