Jakarta, CNBC Indonesia - Nissan dilaporkan akan menjajaki kemungkinan merger dengan Tesla dan perusahaan-perusahaan China di pasar mobil listrik (electronic vehicle/EV) yang kompetitif. Mengutip AFP, Financial Times, pertama kali memberitakan hal tersebut merujuk tiga sumber.
Upaya Nissan tersebut bahkan mendapat dukungan dari mantan perdana menteri Yoshihide Suga. Terutama mendekati Tesla untuk menggantikan merger dengan Honda yang gagal.
"Kelompok tersebut berharap Tesla akan menjadi investor strategis karena mereka yakin (itu) ingin mengakuisisi pabrik-pabrik Nissan di Amerika Serikat (AS)," kata surat kabar itu dikutip Jumat (21/2/2025).
Nissan mengumumkan ribuan pemutusan hubungan kerja (PHK) tahun lalu setelah melaporkan penurunan laba bersih sebesar 93% pada semester pertama. Perusahaan tersebut sekarang memperkirakan kerugian tahunan lebih dari US$500 juta.
Moody's sebelumnya menurunkan peringkat kredit Nissan ke level terendah, Ba 1, kategori risiko kredit tertinggi yang kerap digambarkan sebagai sampah. Lembaga itu mengatakan profitabilitas Nissan lemah yang didorong oleh melambatnya permintaan untuk portofolio modelnya yang menua.
"Bahkan jika perusahaan berhasil melaksanakan rencana restrukturisasinya dengan pengurangan biaya dan peluncuran model baru, kami tidak memperkirakan arus kas bebas akan berubah positif paling cepat hingga tahun fiskal 2026," kata Moody's.
Laporan pada bulan Desember mengatakan raksasa elektronik Taiwan Foxconn telah gagal mendekati Nissan untuk membeli saham mayoritas. Renault telah diminta menjual 35% sahamnya di Nissan namun ditunda hingga pembicaraan merger dilakukan.
"Proposal tersebut membayangkan konsorsium investor, dengan Tesla sebagai pendukung terbesar, tetapi juga mencakup kemungkinan investasi minoritas oleh Foxconn," kata Financial Times.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Nissan 'Berkorban', Merger Dengan Honda Batal
Next Article Bos Mitsubishi Jepang Angkat Bicara Kabar Merger Bareng Nissan-Honda