Harga Minyak Ambles ke Level 4 Tahun, MEDC - ENRG Bisa Menangis!

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia semakin kontraksi ke level terendah dalam tahun. Hal ini potensi berdampak buruk dalam jangka pendek bagi emiten di sektor ini.

Sampai penutupan perdagangan kemarin Senin (5/5/2025), harga minyak mentah terjerembab lagi. Untuk jenis Brent turun 1,73% ke posisi US$ 60,23 per barel, sementara jenis WTI koreksi 1,60% menjadi US$ 57,13 per barel.

Penurunan harga minyak dunia terjadi seiring dengan kekhawatiran pasar atas oversupply akibat peningkatan produksi minyak oleh OPEC+/

Sebagaimana diketahui, pada Sabtu pekan lalu (3/5/2025) OPEC+ sepakat untuk mempercepat kenaikan produksi minyak selama bulan kedua berturut-turut.

Dengan kebijakan ini, OPEC+ akan meningkatkan produksi pada bulan Juni sebesar 411.000 barel per hari, meski harga minyak turun dan ekspektasi permintaan melemah.

Sumber OPEC+ mengatakan Arab Saudi mendorong OPEC+ untuk mempercepat pencabutan pemotongan produksi sebelumnya untuk menghukum sesama anggota Irak dan Kazakhstan karena tidak mematuhi kuota produksi mereka.

Kenaikan tersebut juga mengikuti seruan dari Trump kepada OPEC+ untuk meningkatkan produksi. Trump akan mengunjungi Arab Saudi pada akhir bulan Mei.

Pada bulan Desember, delapan negara OPEC+ yang telah menerapkan pemangkasan produksi terbaru kelompok tersebut sebesar 2,2 juta barel per hari setuju untuk secara bertahap menghapusnya dengan kenaikan bulanan sekitar 138.000 barel per hari mulai April 2025.

Peningkatan produksi pada bulan Juni dari delapan negara tersebut akan menjadikan total kenaikan gabungan untuk bulan April, Mei, dan Juni menjadi 960.000 barel per hari, yang merupakan pengurangan 44% dari pemangkasan 2,2 juta barel per hari, menurut perhitungan Reuters.

Di sisi lain perlambatan ekonomi global juga mempengaruhi prospek penurunan demand minyak. Sebelumnya diberitakan, bahwa Amerika Serikat (AS) mengalami perlambatan ekonomi pada kuartal I/2025 dengan kontraksi 0,3%.

Emiten Minyak Bisa Kena Dampaknya

Dari dalam negeri, untuk emiten yang bergerak di bidang minyak mentah potensi kena dampak negatif dalam jangka pendek.

Di antaranya ada emiten produsen migas dan penunjang-nya, seperti PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS), PT Elnusa Tbk (ELSA) dan PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD).

Pada perdagangan Selasa hari ini (6/5/2025) sampai pukul 10.00 WIB, sejumlah saham emiten minyak tercatat di zona koreksi.

Saham LEAD terkoreksi sampai 2,25% ke posisi Rp87 per lembar, diikuti saham MEDC kontraksi sampai 0,97% ke level Rp1.025 per lembar dan saham ELSA turun 0,43% menjadi Rp458 per lembar.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |