Harga Emas Mengangkasa, Semakin Dekati US$ 3.000

1 week ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas makin melaju usai runtuhnya indeks dolar Amerika Serikat (AS) jelang rilisnya data penggajian AS yang akan diumumkan pada akhir pekan inii serta kebijakan tarif Trump. Kini harga emas dunia bersiap kembali untuk mencetak rekor-rekor baru.

Padaperdaganan Rabu (5/3/2025), harga emas dunia di pasar spot menguat 0,05% di level US$2.918,84 per troy ons. Penguatan tersebut memperpanjang rally emas menjadi  tiga hari beruntun.

Pada perdagangan hari ini Kamis (6/3/2025) hingga pukul 06.20 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,05% di posisi US$2.916,59 per troy ons.

Harga emas menguat tipis pada perdagangan Rabu ditopang melemahnya  dolar AS melemah karena investor menahan diri untuk tidak membuat taruhan besar menjelang rilis data penggajian AS pada akhir pekan ini. Harga emas juga naik didorong oleh kebijakan Trump. Harga emas pun masih bertahan di level tinggi didorong oleh kekhawatiran perang dagang membuat harga tetap berada di atas level kunci US$2.900 per troy ons.

DXY kembali tertekan selama tiga hari terakhir dan kini berada di posisi 104,3 atau terendah dalam 5 November 2024 (empat bulan terakhir). Pembelian emas global dikonversi dalam dolar AS sehingga pelemahan emas membuat sang logam makin terjangkau untuk dibeli.

"Masih ada minat untuk pembelian emas di luar sana sekarang, ada beberapa ukuran kehati-hatian menjelang (data penggajian) hari Jumat, tetapi tren yang mendasarinya tetap menguntungkan harga emas," ujar Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals.

Kekhawatiran tentang langkah-langkah tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mendorong harga emas safe haven ke rekor tertinggi tahun ini, mencapai puncaknya pada US$2.956,15 per troy ons pada 24 Februari.

Dalam pidatonya di hadapan Kongres pada Selasa malam, Trump mengatakan tarif lebih lanjut akan menyusul pada April, termasuk "tarif timbal balik" dan tindakan nontarif yang bertujuan untuk menyeimbangkan ketidakseimbangan perdagangan selama bertahun-tahun.

Langkah itu akan menyusul tarif baru sebesar 25% pada sebagian besar impor dari Meksiko dan Kanada yang mulai berlaku pada hari Selasa, bersama dengan penggandaan bea masuk pada barang-barang China menjadi 20%.

Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP mengungkapkan perlambatan pertumbuhan penggajian swasta AS pada bulan Februari, dengan peningkatan hanya 77.000 pekerjaan, di bawah perkiraan kenaikan 140.000.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penggajian nonpertanian AS untuk bulan Februari akan menunjukkan kenaikan 160.000 pekerjaan saat data dirilis pada hari Jumat.

"Jika angkanya benar-benar buruk, saya membayangkan emas akan dijual. Jika hasilnya netral, saya tidak berpikir itu akan terlalu banyak menggerakkan pasar. Namun jika hasilnya bullish, maka emas akan naik dan kita akan segera mencapai US$3.000 per troy ons, jika tidak lebih tinggi dari itu," ujar Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |