Harga Emas Melesat Lagi, Seberapa Cepat Bisa Tembus US$4.000?

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas kembali melaju di zona penguatan dengan kenaikan signifikan usai melemah selama dua hari beruntun. Permintaan yang kuat terhadap aset safe haven menunjukkan bahwa jalur menuju US$4.000 per troy ons masih terbuka.

Pada perdagangan hari ini Senin (2/9/2025) hingga pukul 06.02 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,10% di posisi US$3.687,39 per troy ons.

Sementara pada perdagangan sebelumnya Jumat (19/9/2025), harga emas dunia naik 1,09% di level US$3.683,73 per troy ons. Kenaikan ini berhasil mematahkan penurunan harga emas selama dua hari beruntun.

Harga emas bergerak menguat pada perdagangan Jumat dan menuju kenaikan mingguan kelima berturut-turut, dengan perhatian pasar terfokus pada isyarat lebih lanjut setelah The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) memangkas suku bunga pertamanya tahun ini.

Bank sentral AS memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada hari Rabu pekan lalu, tetapi meredam langkah tersebut dengan peringatan tentang inflasi yang terus-menerus, menimbulkan keraguan atas laju pelonggaran di masa mendatang.

Proyeksi "dot plot" The Fed yang diperbarui menunjukkan dua pemangkasan lagi diperkirakan sebelum akhir tahun, sementara memproyeksikan hanya satu pemangkasan lagi pada tahun 2026.

Setelah keputusan tersebut, harga emas spot berhasil mencapai rekor tertinggi pada level US$3.707,40 sebelum melemah dalam perdagangan yang volatil.

"Emas masih cukup kuat di sini dan hanya mengalami jeda setelah The Fed. Tren bullish tetap utuh dengan level tertinggi baru yang tak terelakkan dan secara realistis kita bisa melihat US$4.000 sebelum akhir tahun," ujar ahli strategi pasar RJO Futures, Bob Haberkorn.

Presiden Fed Bank of Minneapolis, Neel Kashkari, mengatakan risiko pasar tenaga kerja membenarkan pemangkasan suku bunga minggu ini dan kemungkinan pengurangan pada dua pertemuan bank sentral berikutnya.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas. Logam ini juga cenderung berkinerja baik selama periode ketidakpastian dan telah naik hampir 40% sepanjang tahun ini.

Sementara itu, premi emas fisik di India naik ke level tertinggi dalam 10 bulan di sepekan kemarin karena rekor harga menjelang musim liburan gagal menghalangi investor untuk membeli emas batangan demi mengantisipasi kenaikan lebih lanjut, sementara diskon di China melebar ke puncaknya dalam lima tahun.

Target Emas U$4.000/troy ons

Logam mulia berada di jalur untuk menutup minggu kelima berturut-turut di zona hijau, naik hampir 40% sejak awal tahun.

Memang, logam kuning ini berhasil menembus fase konsolidasi April-Agustus, mendapatkan kembali dorongan kenaikan yang kuat dari akhir Agustus, bertepatan dengan Simposium Jackson Hole.

Di antara pendorong pemulihan yang signifikan tersebut, investor dapat mengingat hasil yang buruk dari pasar tenaga kerja AS, khususnya beberapa data Nonfarm Payrolls (NFP) terakhir, beserta revisi ke bawah yang terlihat setelahnya.

Hal-hal di atas turut memperparah spekulasi pemangkasan suku bunga tambahan oleh The Fed pada semester kedua tahun ini, yang kemudian diperkuat oleh kekhawatiran bahwa ekonomi AS dapat kehilangan momentum lebih lanjut di periode-periode berikutnya.

Semua ini terjadi di tengah inflasi yang terus tinggi, yang terus melampaui target The Fed sebesar 2,0%. Meskipun Ketua The Fed Jerome Powell tetap berpegang teguh pada pesan kehati-hatiannya di acara FOMC terbaru, para pelaku pasar tampaknya tetap berfokus pada data ketenagakerjaan dan hubungan langsungnya dengan pelemahan ekonomi. Bukan berarti inflasi tidak lagi penting, inflasi tampaknya hanya mengubah pandangan pasar tentang apa yang dapat mendorong harga emas batangan lebih tinggi atau apa yang dapat mendorong The Fed untuk terus menurunkan suku bunganya.

Kini permintaan safe haven tetap terjaga. Pembelian oleh bank sentral terutama dari China dan ketidakpastian geopolitik yang lebih luas terus memberikan dukungan mendasar bagi emas batangan, bahkan di tengah volatilitas jangka pendek.

Secara teknikal, pelaku pasar saat ini melihat US$4.000 per troy ons sebagai resistensi kunci berikutnya, asalkan emas mempertahankan dukungan di sekitar rata-rata 20 harinya. Terlepas dari nada hati-hati Powell, momentum menunjukkan bahwa lintasan jangka panjang masih mendukung harga yang lebih tinggi.

Pages

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |