Harga Emas Kembali Cetak Rekor! Level US$ 3.000 Tinggal Hitungan Hari

8 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas kembali cetak rekor tertinggi sepanjang masa. Kini untuk menggapai level US$3.000 hanya butuh beberapa poin saja dan harusnya tak membutuhkan waktu lama. Ketidakpastian tarif dagang yang meningkat hingga taruhan pada pelonggaran kebijakan moneter oleh The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) dorong kenaikan harga emas.

Pada perdagangan kemarin Kamis (13/3/2025), harga emas dunia di pasar spot melejit 1,9% di level US$2.987,75 per troy ons. Harga penutupan ini adalah yang tertinggi sepanjang masa dan mengalahkan catatan sebelumnya di US$ 2.951 pada 24 Februari 2025.

Kenaikan ini juga memperpanjang rally emas menjadi tiga hari beruntun dengan penguatan menembus 3,4%.

Pada perdagangan hari ini Jumat (14/3/2025) hingga pukul 06.19 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,03% di posisi US$2.986,86 per troy ons.

Harga emas melesat ke rekor tertinggi pada perdagangan kemarin dan tengah menuju level US$3.000 per troy ons. Kenaikan emas didorong oleh ketidakpastian tarif perang dagang yang meningkat antara AS, Kanada, Meksiko hingga China. Taruhan pada pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed AS juga mendorong kenaikan harga emas.

Harga emas telah melesat sekitar 14% di sepanjang tahun ini, berusaha mengejar kenaikan tahun sebelumnya yang mencapai 27% pada 2024.

"Emas sedang dalam pasar bullish. Kami memperkirakan harga emas akan diperdagangkan antara US$3.000-US$3.200 per troy ons tahun ini," ujar Alex Ebkarian, kepala operasi di Allegiance Gold, kepada Reuters.

Kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang berfluktuasi telah membantu emas, aset yang disukai oleh investor di tengah kekacauan geopolitik dan ekonomi. Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan resesi akan "sepadan" untuk menerapkan kebijakan ekonomi Trump.

Hal berikutnya yang menjadi perhatian adalah pertemuan kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu depan. Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 4,25%-4,50%.

"Dampak potensial dari tarif dan ancaman perdagangan tidak mungkin dimodelkan, sehingga memaksa The Fed untuk mengukur data ekonomi guna membantunya menentukan langkah selanjutnya. Kami yakin The Fed terjebak dalam keadaan menunggu dan melihat," ujar John Ciampaglia, CEO Sprott Asset Management.

Bank sentral telah menurunkan suku bunga sebesar 100 basis poin sejak September 2024 hingga Desember 2024, tetapi menghentikan siklus pelonggarannya pada Januari 2025. Para pedagang memperkirakan para pembuat kebijakan akan melanjutkan pemotongan biaya pinjaman pada Juni.

Data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan harga produsen tidak berubah secara tak terduga pada Februari, sementara indeks harga konsumen naik 0,2% bulan lalu setelah meningkat 0,5% pada Januari.

Secara tahunan,PPI yang melanda ke 3,2% ini adalahyangterendah dalam tiga bulan terakhir. LajuPPI di bawah ekspektasi pasar yakni 3,3%. 

Melandainya PPI ini semakin menegaskan kekhawatiran investor mengenai memburuknya ekonomi AS. Kondisi ini diharapkan bisa membuat The Fed memangkas suku bunga lebih lanjut.

"Permintaan ETF (dana yang diperdagangkan di bursa) yang kuat dan pembelian bank sentral yang berkelanjutan di tengah ketidakpastian geopolitik dan ketidakpastian berkelanjutan yang disebabkan oleh perubahan tarif benar-benar terus memicu minat terhadap emas," ujar analis Standard Chartered Suki Cooper.

SPDR Gold Trust GLD, ETF yang didukung emas terbesar di dunia mengatakan kepemilikannya naik menjadi 907,82 metrik ton pada 25 Februari, tertinggi sejak Agustus 2023.

Sementara itu, China melanjutkan pembelian emasnya untuk bulan keempat berturut-turut pada Februari, berdasarkan data Bank Rakyat China (PBoC).

Bank Rakyat China (PBoC) telah mengumumkan pembelian emas pada Februari 2025 yang dirilis pada Kamis (13/3/2025), menunjukkan penambahan 5 ton ke kepemilikan emasnya.

Empat pembelian bulanan berturut-turut telah mendorong cadangan emas China menjadi 2.290 ton, yang mencakup 5,9% dari total cadangan devisa. Selama dua bulan pertama tahun 2025, cadangan emas China meningkat sebesar 10 ton secara total.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |