Harga Batu Bara Tiba-Tiba Meledak, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia

Merujuk Refinitiv, harga batu bara pada perdagangan Rabu (15/10/2025) tercatat US$ 108 per ton atau menguat 2,32%. Penguatan ini memutus tren negative batu bara yang melemah 0,66% dalam tiga hari sebelumnya.

Harga penutupan kemarin juga menjadi yang tertinggi bulan ini.

Dilaporkan Sxcoal, harga batu bara termal di pelabuhan-pelabuhan utara China (northern China ports) naik didorong oleh sentimen pasar yang membaik.

Pasar impor juga menunjukkan sedikit kenaikan sejalan dengan peningkatan permintaan relatif terhadap suplai domestik yang ketat.

Kenaikan harga ini terutama didorong oleh perbaikan ekspektasi pasar terhadap permintaan listrik dan pembatasan produksi domestik karena inspeksi tambang.

Namun, analis memperingatkan bahwa kenaikan tersebut bisa bersifat sementara jika dukungan fundamental (permintaan nyata, kebijakan) tidak kuat.

Seiring produksi domestik yang melemah akibat inspeksi tambang, beberapa utilitas mulai mendekati pasar impor untuk memenuhi kebutuhan batu bara mereka.

Peningkatan impor membantu meredam kekurangan lokal dan menegaskan kembali peran pasar internasional sebagai penyeimbang harga global.

Meskipun begitu, margin keuntungan pada impor cukup tipis dibandingkan biaya logistik dan tarif.

Perubahan kecil saja dalam dinamika produksi dalam negeri atau regulasi bisa memicu tekanan turun kembali pada harga.

Di sisi lain, Industri baja yang merupakan pengguna utama batu bara kokas masih melakukan pembelian secara hati-hati. Banyak pabrik baja belum agresif merekonstruksi stok bahan baku.

Margin keuntungan pabrik baja terbatas, sehingga walau harga kokas sedikit pulih, mereka cenderung mengelola pembelian secukupnya.

Secara global, produksi baja (crude steel) di banyak negara, termasuk China, menurun atau stagnan, sehingga tekanan permintaan untuk kokas tetap ada.

Rebound harga yang terjadi kemarin mungkin lebih didorong oleh sentimen pasar dan ekspektasi kebijakan daripada fundamental permintaan yang kuat.

Jika permintaan tetap lemah, peningkatan pasokan bisa memicu kembali tekanan penurunan harga.

Produsen berbiaya tinggi atau tambang marginal bisa menghadapi tekanan keuntungan dan bahkan dipaksa menurunkan produksi lagi.

Sementara itu, Kirgizstan untuk sementara melarang ekspor beberapa jenis produk batu bara melalui jalur darat.

Langkah ini bertujuan mencegah terjadinya kekurangan pasokan batu bara di pasar domestik serta menghindari kenaikan harga yang tidak wajar selama periode musim gugur-musim dingin 2025-2026.

Pembatasan ini hanya berlaku untuk ekspor batu bara melalui jalur darat (truk). Namun, tidak ada pembatasan terhadap ekspor batu bara melalui jalur kereta api, maupun terhadap penjualan dan ekspor batu bara halus (fine coal); kegiatan pada sektor-sektor tersebut tetap berjalan seperti biasa.

•Ekspor batu bara kasar (coarse coal) melalui jalur darat akan dilanjutkan kembali setelah situasi stabil.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |