Hancur Lebur Pekan Lalu, Begini Ramalan IHSG Hari Ini

1 week ago 11
Situs Liputan News Malam Jitu Terbaik

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini pasar saham kembali dibuka usai libur akhir pekan, dan menjadi hari pertama perdagangan pada Maret 2025 serta menjadi perdagangan saham pertama di bulan Ramadhan 1446 H. Investor maupun trader pun berhadap di hari perdagangan Ramadhan ini bisa menjadi perdagangan yang menyenangkan usai kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan kemarin.

Pada penutupan perdagangan akhir Februari Jumat (28/2/2025),IHSG jatuh 3,31% di level 6.270,60. Pelemahan IHSG sehari sebesar 3,31% adalah yang terburuk sejak 5 Agustus 2024 di mana IHSG ambruk 3,4%. Penutupan kemarin juga menjadi yang terendah sejak September 2021 atau lebih dari tiga tahun terakhir.

Kala itu terjadi gejolak besar di dalam negeri berupa protes mengenai syarat pencalonan kepala daerah dan syarat usia calon kepala daerah

Dalam sepekan kemarin IHSG telah ambles 7,83%.

Tekanan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi penyebab ambruknya pasar saham Indonesia. Kapitalisasi pasar RI terjun Rp 1.279 triliun sepanjang bulan Februari 2025.

Penurunan yang terjadi pada akhir Februari menjadi yang paling parah sejak 5 Agustus 2024 dan menandai posisi terburuk lebih dari tiga tahun.

Sebagai informasi, Presiden Trump kembali mempertegas tabuhan genderang perang dagangnya dengan mengumumkan tarif baru terhadap Meksiko dan Kanada sebesar 25% akan mulai berlaku pada 4 Maret, sementara China akan dikenakan tambahan tarif 10% pada tanggal yang sama.

Keputusan ini memperkuat kebijakan proteksionisme ekonomi yang menjadi ciri khas pemerintahannya, sekaligus menambah ketidakpastian di pasar global.

Lalu bagaimana nasib IHSG hari ini?

Investor maupun trader berharap pasar saham hari ini dapat rebound usai penurunan tajam dalam dua hari beruntun. Jika melihat track record pergerakan IHSG yang jatuh lebih dari 2% selama dua hari beruntun, biasanya pergerakan pada hari ketiga dapat menunjukkan candle rebound, meskipun entah dapat bertahan berapa lama ditengah kondisi ekonomi yang belum membaik.

Apalagi kini daya beli masyarakat dapat kembali terancam usai banyaknya pabrik yang terkonfirmasi bangkrut dan tutup sehingga menyebabkan banyaknya jumlah karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Posisi support kuat IHSG kini tengah berada di level 6.000, sementara posisi resistance terdekat di level 6.400.
Sementara itu, analis PT Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan, pada pekan ini para pelaku pasar akan menantikan terkait dengan data ekonomi AS sementara dari domestik berkaitan dengan PMI Indonesia yang memang bisa dipastikan masih akan ekspansif serta kinerja inflasi Indonesia yang memang masih berada dalam target yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI).

Nafan menambahkan, sentimen dari Amerika Serikat (AS) lainnya yakni pada 4 Maret esok, AS akan menerapkan kenaikan tarif bisa 25% untuk produk-produk impor dari Meksiko maupun juga Kanada.

Adapun, CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, tekanan berat yang tengah dilalui oleh IHSG di tengah masih stabil nya kondisi perekonomian yang terlihat dari data terlansir. Saat ini sejatinya merupakan momentum yang jarang terjadi dan dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi menengah ke panjang, rilis data inflasi juga diperkirakan masih akan stabil hingga diharapkan dapat menopang pola teknikal rebound IHSG.

IHSG diperkirakan akan bergerak di rentang  6276-6404.

Beberapa saham yang diprediksi dapat rebound menurut William yakni PT unilever Indonesia (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur (ICBP), PT Bank Central Asia (⁠BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia  (⁠BBRI), PT Bank Negra Indonesia (BBNI), PT Pakuwon Jati (⁠PWON), PT Astra International (⁠ASI), PT Telkom (TLKM), PT Gudang Garam (GGRM), dan PT Semen Indonesia (SMGR.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |