Jakarta, CNBC Indonesia - Siang bolong hari Selasa, (9/12/2025) pukul 12.43 WIB, insiden nahas merenggut 22 nyawa sekaligus. Mereka adalah korban kebakaran yang gedung kantor Terra Drone yang berlokasi di Jalan Jenderal Suprapto, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Kejadian ini pun memicu berbagai reaksi. Apalagi, ada dugaan kelalaian yang disebut jadi salah satu pemicu parahnya dampak yang ditimbulkan peristiwa memilukan itu. Pihak Kepolisian masih melanjutkan dan mendalami penyebab kebakaran itu. Dan kini telah menetapkan Direktur Utama PT Terra Drone Indonesia berinisial MW sebagai tersangka terkait kasus kebakaran itu. Penetapan tersangka dilakukan kemarin.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung pun telah menginstruksikan agar kejadian serupa tidak terulang. Dan dengan keras mengingatkan pemilik/ pengelola gedung bertingkat agar menyiapkan sistem keselamatan yang memadai.
Merespons tragedi itu, Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (ASPIRASI) Mirah Sumirat mendesak pemerintah harus bertindak cepat. Kata dia, peristiwa itu jadi bukti kegagalan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perkantoran.
"Kejadian ini bukan sekadar musibah biasa, tetapi indikasi nyata gagalnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di gedung perkantoran Jakarta serta lemahnya pengawasan pemerintah," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (11/12/2025).
"Tragedi ini adalah alarm keras bagi pemerintah dan seluruh pemilik gedung. K3 bukan formalitas-ini soal nyawa manusia. Kebakaran yang merenggut lebih dari 20 pekerja adalah bukti kelalaian sistemik," tukasnya.
Di sisi lain, Mirah mengaku, ASPIRASI telah berulang kali menerima laporan soal banyak gedung perkantoran di Jakarta, termasuk yang berlantai tinggi dan berisiko, tidak memiliki standar K3 yang memadai. Disebutkan, dari aduan itu terungkap jalur evakuasi tidak optimal, alat pemadam tidak berfungsi, sistem alarm kebakaran tidak standar, tidak ada pelatihan evakuasi rutin, serta penyimpanan bahan berbahaya yang tidak sesuai prosedur.
"Kebakaran Gedung Terra Drone memperkuat dugaan bahwa kurangnya pengawasan dan audit keselamatan telah membahayakan jutaan pekerja di ibu kota. ASPIRASI menyampaikan rasa belasungkawa kepada seluruh keluarga korban serta menegaskan komitmen organisasi untuk terus memperjuangkan hak-hak atas keselamatan dan kesehatan kerja bagi seluruh pekerja Indonesia," ucap Mirah.
"Tidak boleh ada satu pun pekerja yang pulang tinggal nama hanya karena kelalaian pihak pengelola gedung. Ini harus dihentikan," tukasnya.
Tuntutan Serikat Pekerja
Di sisi lain, Mirah meminta pemerintah agar segera:
1. melakukan audit menyeluruh terhadap seluruh gedung perkantoran, terutama yang menyimpan bahan berisiko tinggi seperti baterai litium dan perangkat elektronik
2. menindak tegas pemilik gedung yang terbukti lalai atau tidak memenuhi standar K3
3. merevisi dan memperketat regulasi K3, termasuk kewajiban pelatihan evakuasi bagi seluruh pekerja
4. meningkatkan kapasitas pengawasan melalui inspeksi rutin, bukan hanya setelah terjadi bencana.
" Jangan biarkan tragedi ini menjadi statistik berikutnya. Setiap gedung yang mempekerjakan manusia wajib memenuhi standar keselamatan tanpa kompromi," tukas Mirah.
Kepada seluruh manajemen gedung dan perusahaan, Mirah mendesak agar segera:
- melakukan pemeriksaan internal fasilitas K3
- memastikan jalur evakuasi siap digunakan
- menempatkan petugas K3 bersertifikat
- memberikan pelatihan rutin untuk pekerja.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]

1 hour ago
1

















































