Gangster Kirim Serangan Mematikan ke Ibu Kota, Warga Ditembak-Dibakar

1 month ago 17

Jakarta, CNBC Indonesia - Gangster bersenjata melancarkan serangan baru di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, pada Selasa dini hari. Serangan tersebut menewaskan sejumlah penduduk di kawasan Delmas 30 dan menyebabkan warga lain mengungsi.

"Kami belum tidur sejak kemarin karena semua orang panik," kata penduduk setempat Alex Josue, yang mengatakan ia yakin sekitar 15 orang telah tewas, seperti dikutip Reuters pada Rabu (26/2/2025).

"Saya punya teman yang menjual daging di pasar Delmas 30 dan mereka membakarnya di depan anaknya," tambahnya.

"Seorang wanita yang tinggal sangat dekat dengan saya dibawa bersama anaknya, dan mereka membakarnya," ujarnya lagi.

"Saya tidak tahu apakah harus ke atas atau ke bawah, ke kiri atau ke kanan," tambah Josue. "Ke mana pun geng-geng itu pergi, kami lari."

Namun, Direktur program kelompok hak asasi lokal RNDDH Rosy Auguste Ducena mengatakan organisasinya belum dapat memperkirakan jumlah korban tewas. Ada laporan mengatakan banyak orang terbunuh , ditembak dan beberapa rumah dibakar.

"Menurut informasi yang kami terima, geng-geng bersenjata itu mengamuk," ujarnya.

"Mereka menyerang beberapa daerah pada saat yang sama, dan modus operandinya selalu sama: pembunuhan, pembakaran, luka tembak, pemerkosaan, dan sebagainya," kata Ducena.

"Setiap kali, para korban mencoba melarikan diri dan mencari perlindungan di tempat-tempat yang seringkali tidak terduga."

Lebih dari 1 juta warga Haiti- hampir 10% dari negara terpadat di Karibia- telah mengungsi akibat geng-geng terus beroperasi tanpa kendali di negara Karibia tersebut. Selama bertahun-tahun, geng-geng bersenjata tersebut didanai dengan baik dan bersekutu, sehingga memperluas dan memperkuat kendali mereka atas sebagian besar daerah Haiti.

Di Delmas 30, penduduk melarikan diri dari tempat kejadian sambil membawa kasur dan barang-barang lainnya di kepala mereka. Seorang pria mendorong mayat di gerobak dorong.

Seorang penduduk setempat, yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengatakan bahwa daerah tersebut telah menghadapi serangan mematikan sejak pukul 1 dini hari waktu setempat. Ia memohon kepada Jimmy Cherizier, seorang mantan polisi yang memimpin koalisi geng Viv Ansanm yang ingin menjadi partai politik.

"Penduduk mengungsi, mereka tidak tahu harus ke mana," kata orang tersebut.

"Apa yang telah kami lakukan terhadap kalian?"


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jawaban Wakil Sri Mulyani Soal Efisiensi Saat Daya Beli Lesu

Next Article Gengster Bikin Kacau, Warga Negara Ini Terancam Mati Kelaparan

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |