Erick Thohir dan Bos BEI Yakin Danantara Kerek Performa IHSG

1 week ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Kehadiran Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) disebut dapat membawa sejumlah manfaat ke pasar modal Indonesia, termasuk mendongkrak kapitalisasi pasar modal Indonesia.

Menteri BUMN Erick Thohir membantah tudingan yang mengkaitkan anjloknya IHSG usai peluncuran Danantara pada 24 Februari 2025 kemarin. Sebagai Ketua Dewan Pengawas Danantara, Erick optimistis lembaga tersebut akan memberikan dampak positif bagi IHSG di masa mendatang.

"Harusnya bisa (jadi sentimen positif), tapi perlu waktu. Kita tidak bisa melawan persepsi yang hari ini seakan-akan mem-benchmark Danantara dengan sovereign wealth fund yang nggak bagus. Itu salah besar. Nanti kita buktikan saja," ujar Erick dikutip Senin (3/3).

Terkait pelemahan IHSG, Erick menyebut faktor eksternal juga berpengaruh, termasuk kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang dinilai semakin bullish. Namun, ia tetap optimistis bahwa transparansi dalam pengelolaan Danantara akan memperbaiki persepsi pasar dalam jangka panjang.

"Koreksi pasar adalah bentuk kekecewaan publik yang harus kita apresiasi. Kalau tidak ada kritik, kita tidak akan berkembang seperti sekarang," tukasnya.

Ia pun menyebut asumsi buruk terhadap BUMN juga sering muncul, padahal faktanya perusahaan-perusahaan pelat merah masih memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.

"Kalau BUMN korupsi semua, tidak mungkin profitnya Rp310 triliun. Kalau tidak bagus, tidak mungkin pelayanan airport hari ini bisa lebih baik," katanya.

Sementara itu, terkait pengelolaan aset BUMN, Erick menjelaskan bahwa Danantara akan menjadi payung besar yang menaungi seluruh aset strategis negara secara bertahap. Saat ini, angka aset yang akan dikelola Danantara diproyeksikan mencapai US$900 miliar.

"Kita sekarang, saya dan Pak Rosan (Group CEO Danantara) punya hubungan baik. Pak Rosan itu dulu pernah jadi Wakil Menteri BUMN juga. Visinya Pak Presiden juga positif. Saya yakin hari ini market mungkin masih berpikir negatif tentang Danantara, tapi nanti kita lihat hasilnya," ucap dia.

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) iman Rachman yang menjabarkan dari segi kapitalisasi pasar sendiri, 12 perusahaan BUMN dan anak usahanya yang tergabung dalam Danantara mencapai Rp1.893 triliun per Desember 2024. Hal ini setara dengan sekitar 15% dari total kapitalisasi pasar.

BUMN dan anak perusahaannya ini pun memberikan kontribusi yang signifikan dari sisi nilai transaksi. Jika melihat nilai perdagangan, sekitar 27% dari total nilai transaksi di BEI berasal dari perusahaan-perusahaan BUMN dan anak usahanya.

"Kami melihat bahwa Danantara memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kapitalisasi pasar Indonesia. Namun, diperlukan waktu untuk membangun kepercayaan pasar dan membuktikan efektivitas model bisnisnya," ungkap Iman, kepada wartawan, di Gedung BEI, Jakarta.

Dengan adanya Danantara, dividen perusahaan pelat merah disebut lebih mudah dimanfaatkan untuk kepentingan anggota lain di bawahnya. Hal ini karena nantinya dividen perusahaan anggota dikelola di bawah entitas yang sama.

"Sekarang total dividennya akan dinikmati semua perusahaan yang di bawah Danantara, dan menurut saya agile itulah yang membedakan," jelas Iman.

Selain itu, Iman menilai Danantara dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan BUMN, sejalan dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Secara historikal, perusahaan-perusahaan BUMN yang telah melantai di bursa umumnya mengalami kenaikan harga saham yang signifikan sejak IPO. Jika melihat data historis, harga saham BUMN seperti BRI, Mandiri, dan Telkom mengalami kenaikan berkali-kali lipat sejak IPO. Misalnya, saham BRI meningkat lebih dari 4.700%, Bank Mandiri naik 3.300%, dan Telkom naik 1.326%.

"Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan BUMN yang go public cenderung tumbuh lebih cepat karena transparansi dan akuntabilitasnya meningkat," kata Iman.

Ia pun menjelaskan kelebihan lainnya bagi perusahaan pelat merah yang tercatat di bursa adalah terbukanya akses ke berbagai instrumen pasar modal lainnya seperti rights issue dan penerbitan obligasi.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG "Kebakaran" Sentuh 6.300 & Rupiah Melemah ke Rp16.555/USD

Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |