Ekosistem AI RI Makin Nyata, Model AI Buatan Lokal Bisa 5 Bahasa

1 day ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemunculan Sahabat-AI yang kini sudah dilatih dengan lebih dari 72 miliar parameter menunjukkan potensi pengembangan kecerdasan buatan yang berdaulat oleh talenta asli Indonesia.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif kolaborasi Sahabat AI yang digagas oleh GoTo dan Indosat Ooredoo Hutchison. Menurutnya, langkah ini sejalan dengan strategi pemerintah dalam membangun AI yang berdaulat dan memperkuat ekosistem digital nasional.

"Inisiatif yang dilakukan oleh GoTo dan Indosat, lewat program sahabat AI ini, selaras dengan peta jalan pengembangan ekosistem AI Indonesia yang sedang dibuat oleh pemerintah," ujar Nezar dalam peluncuran Sahabat-AI Model 70B dan Chatbot, di Jakarta, Senin (2/5/2025).

Nezar menilai keberadaan Sahabat AI yang berfokus pada pengolahan data berbahasa lokal seperti bahasa Indonesia, Jawa, dan Sunda, sangat penting dalam membangun fondasi kecerdasan buatan yang inklusif dan kontekstual.

Ia juga menekankan pentingnya efisiensi teknologi dan penyebaran yang merata, apalagi Sahabat AI telah menunjukkan kemampuan untuk diaplikasikan di sektor e-commerce, customer service, hingga sebagai agent AI di masa depan.

Selain itu, ia menyoroti peran Sahabat AI dalam memperkuat kebutuhan Indonesia akan talenta digital. Mengutip studi Bank Dunia, Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital pada 2030, sedangkan saat ini baru tersedia sekitar 25% dari total kebutuhan tersebut.

Pengembangan Sahabat AI ikut mendorong talenta lokal untuk bekerja dengan teknologi terbaru dengan ahli-ahli bertaraf global.

"Jadi masih panjang jalannya. Dengan sahabat AI, saya kira ini akan memperkuat ekosistem yang sedang dibangun oleh Komdigi dan juga ekosistem industri," kata dia.

Sahabat-AI tidak hanya dapat merespons perintah teks atau suara dalam bahasa Indonesia. Model AI juga bisa mengenali bahasa Jawa, Sunda, Bali, dan Batak.

Sementara itu, CEO GoTo Patrick Walujo menjelaskan bagaimana Sahabat AI menjadi bagian strategis dalam transformasi digital ekosistem Gojek. Dimulai dari kebutuhan akan search engine yang lebih kontekstual dalam layanan seperti GoFood, Patrick menuturkan AI ini mampu memahami berbagai variasi bahasa pengguna Indonesia yang sangat beragam.

"Misalnya orang mengetik 'McDonald's', 'McD', atau 'MacDonal', semua variasi itu bisa ditangkap oleh Sahabat AI. Ini berdampak langsung ke peningkatan konversi pencarian menjadi pesanan," kata Patrick.

Ekosistem terbuka

GoTo sengaja membuat Sahabat-AI sebagai ekosistem LLM yang bersifat terbuka (open-source),sehingga pengembang di perusahaan rintisan (startup), akademisi, dan instansi pemerintah menciptakan chatbot sendiri dengan Sahabat-AI sebagai 'otaknya'.

"Sahabat AI ini kita buka sebagai open source sehingga teman-teman lain, perusahaan-perusahaan lain, atau mahasiswa dan universitas, bisa download, bisa mengunduh model ini dan juga bisa menggunakannya di tempat masing-masing," ujar Patrick.

Patrick juga memaparkan bahwa GoTo memutuskan mengembangkan Large Language Model (LLM) sendiri setelah kesulitan mencari mitra LLM Indonesia di luar negeri. Kolaborasi pun dilakukan bersama AI Singapore, yang turut membantu proses awal pelatihan model.

"Perjalanan ini mulai sebetulnya lebih dari satu tahun yang lalu. Kami mencari mitra untuk mengembangkan LLM berbahasa Indonesia di Amerika tetapi gak nemu waktu itu," ucap Patrick.

"Jadi kita putuskan untuk kita bangun sendiri dan kita dibantu oleh teman-teman kita dari AI Singapore yang ada di tengah-tengah kita pada hari ini," imbuhnya.

Hasilnya, kini Sahabat AI telah berkembang menjadi model dengan 72 miliar parameter.

Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menegaskan bahwa pengembangan Sahabat AI, hasil kolaborasi dengan GoTo, bukan hanya sekadar inisiatif teknologi, melainkan sebuah movement nasional untuk memperluas akses terhadap kecerdasan buatan (AI) berbasis nilai-nilai Indonesia.

Dany Buldansyah, Director & Chief Business Officer IOH, menjelaskan bahwa semangat di balik kolaborasi ini adalah menyelaraskan visi bersama, yakni memberdayakan Indonesialewat teknologi yang inklusif dan relevan secara lokal.

"Indonesia itu benar-benar the third largest pengguna AI di Indonesia. Dan kita berdiskusi dengan Goto dan akhirnya kita tahu bahwa visi kita sama. Untuk empower Indonesia, bagaimana memudahkan masyarakat di Indonesia itu menggunakan LLM yang berbasis Indonesia," ujar Dany.

Menurutnya, LLM seperti Sahabat AI harus dikembangkan dengan perspektif budaya dan keragaman yang dimiliki Indonesia.

"Kenapa LLM ini kita coba develop bersama-sama open source dan untuk memudahkan Indonesia. Dan tidak kalah pentingnya Indosat juga mempunyai infrastruktur untuk membangun LLM ini," kata dia.

Dia mengatakan, dengan menyediakan GPU Merdeka dan pusat data lokal, Indosat memastikan Sahabat AI dapat dikembangkan dan digunakan oleh berbagai pihak di dalam negeri.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: AI Makin Marak, Bisnis Data Center "Berlomba" Ekspansi

Next Article Video: Terungkap! 3 Tantangan RI Ikuti Kecepatan Adopsi AI Global

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |