Ekonomi RI Mampu Tumbuh 4,87% di Q1, Ini Proyeksi Hingga Akhir Tahun

9 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketidakpastian global dan domestik turut mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87% year on year (yoy) pada kuartal I-2025 atau mengalami kontraksi 0,98% bila dibandingkan kuartal sebelumnya.

Bank DBS Indonesia menyebut salah satu penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah tingkat konsumsi yang rendah. Hal ini terbukti dari penurunan konsumsi pemerintah pada masa pra-lebaran yang turun 1,2% yoy. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, konsumsi pemerintah tumbuh 20% yoy seiring adanya Pemilu 2024.

Pelemahan konsumsi ini tercermin dari tingkat inflasi yang rendah. Mengacu data BPS, pada Januari 2025 Indonesia mencatat deflasi bulanan atau month to month (mtm) sebesar 0,76%, meskipun secara tahunan (yoy) masih terjadi inflasi 0,76%. Kemudian, pada Februari 2025, Indonesia mengalami deflasi bulanan 0,48% dan deflasi tahunan 0,09%. Namun, pada Maret 2025 Indonesia mampu mencatatkan inflasi bulanan sebesar 1,65% dan inflasi tahunan 1,03%.

Di tengah pelemahan pertumbuhan ekonomi, Indonesia sebenarnya masih mampu membukukan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 10,92 miliar pada kuartal I-2025, atau lebih tinggi dibandingkan realisasi kuartal I-2024 yang hanya surplus sebesar US$ 7,41 miliar. Bahkan, surplus neraca perdagangan Indonesia untuk periode Maret 2025 tergolong tinggi yakni di level US$ 4,33 miliar.

Lebih lanjut, total nilai ekspor mengalami peningkatan baik secara bulanan maupun tahunan, terutama didorong oleh peningkatan nilai ekspor migas dan nonmigas. Secara bulanan, total ekspor meningkat 5,95% dan secara tahunan menanjak sebesar 3,16%. Adapun dengan impor yang secara bulanan dan tahunan masing-masing mengalami kenaikan yakni 0,38% dan 5,34%.

Dari sisi realisasi investasi, pada kuartal I-2025 lalu investasi yang sudah direalisasikan Indonesia mencapai Rp 465,2 triliun. Realisasi ini naik 15,9% jika dibandingkan kuartal IV-2024 dan naik 2,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Dari hasil tersebut, realisasi investasi berupa penanaman modal asing (PMA) tercatat sebesar Rp 230,4 triliun atau 49,3% dari total realisasi investasi. Adapun investasi dalam bentuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 234,8 triliun atau 50,5% dari total realisasi investasi.

Berkaca pada kondisi di dalam negeri dan global, laju pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun ini diperkirakan bakal lebih menantang. International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berada di level 4,7% pada periode 2025--2026. Angka ini merupakan hasil revisi ke bawah dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia versi IMF yang sebelumnya diumumkan pada Januari 2025 lalu yakni 5,1%.

Di lain pihak, Bank DBS Indonesia juga mempertimbangkan kembali proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% pada 2025 yang kini menghadapi risiko penurunan yang moderat. Bank Indonesia (BI) pun tampak memprioritaskan stabilitas pasar keuangan di atas tujuan lainnya pada kuartal pertama yang dibantu oleh latar belakang inflasi yang kondusif.

Meski saat ini terdapat risiko pelemahan akibat faktor global dan domestik, Indonesia tetap memiliki potensi ekonomi baru yang dapat dimaksimalkan pada masa depan. Di antaranya adalah penguatan ekonomi digital, ekonomi hijau, hingga hilirisasi sumber daya alam (SDA).

Kementerian Komunikasi dan Digital pernah mengungkapkan, transformasi digital berpotensi menghasilkan nilai ekonomi hingga US$ 360 miliar atau sekitar Rp 5.832.144.000.000.000 (asumsi kurs Rp 16.200) pada tahun 2030. Terdapat tiga pilar utama untuk mendorong transformasi digital.

Pertama, infrastruktur digital yang merata dengan mencakup akses dan peningkatan kecepatan internet di seluruh Indonesia. Kedua, talenta digital yang ditargetkan dapat mencapai 9 juta pada 2030 melalui program Digital Talent Scholarship. Ketiga, tata kelola ekosistem digital yang menciptakan ruang digital yang aman dan berkelanjutan.

Selain itu, optimalisasi ekonomi hijau melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT) juga menjadi modal berharga bagi Indonesia. Asal tahu saja, Indonesia memiliki sumber daya EBT yang melimpah, antara lain tenaga surya, hidro, panas bumi, dan bioenergi, yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung transisi energi bersih.

Keberadaan hutan Indonesia juga menjadi salah satu aset utama dalam perdagangan karbon, dengan skema seperti Skema Karbon Nusantara (SKN) yang memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan.

Indonesia juga dapat memaksimalkan program hilirisasi sumber daya alam (SDA) sebagai motor penggerak ekonomi dalam jangka panjang. Hingga 2024, program hilirisasi telah menghasilkan dampak signifikan dalam membangun ekonomi nasional berbasis nilai tambah yang berfokus pada komoditas tembaga, bauksit, dan pasir silika.

Jika mampu direalisasikan sesuai dengan rencana investasi yang ada, maka hilirisasi akan menjadi prasyarat bagi sektor industri pengolahan untuk mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045.

Hilirisasi memungkinkan Indonesia untuk tidak lagi sekadar mengekspor bahan mentah. Produk bernilai tambah seperti katoda tembaga, alumina, dan produk berbasis pasir silika seperti kaca dan keramik, hingga panel surya dan semikonduktor diharapkan dapat diproduksi di dalam negeri. Hal ini tentu menjadi langkah strategis untuk memperkuat struktur industri nasional dan membuka peluang ekonomi baru.

Melihat itu, Bank DBS Indonesia akan menggelar Asian Insight Conference dengan tema "Growth in a Changing World". Acara ini akan berlangsung pada Rabu, 21 Mei 2025 di Ballroom Hotel Mulia, Jakarta.

Asian Insight Conference adalah platform utama bagi bisnis dan investor untuk menavigasi perubahan global dan regional Bank DBS Indonesia memposisikan diri sebagai mitra keuangan yang terpercaya, menawarkan wawasan tentang tren kunci dan solusi untuk pertumbuhan.


(rah/rah)

Saksikan video di bawah ini:

Video: DBS Siap Gelar Asian Insights Conference 2025!

Next Article Bank DBS Indonesia Raup Laba Bersih Rp 303,04 M di Januari

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |