Efek Perang Dagang Trump: Mau Cantik Aja Makin Mahal dan Susah!

3 weeks ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai berdampak pada industri kecantikan global. Sejumlah perusahaan kosmetik ternama, seperti Estée Lauder, L'Oréal, dan Shiseido, menghadapi lonjakan biaya akibat tarif yang dikenakan pada bahan baku dan kemasan dari China serta Eropa.

Langkah Trump untuk menaikkan tarif impor hingga 60% pada produk dari China dan 20% pada barang dari Eropa berisiko menekan margin industri kecantikan, yang selama ini mengandalkan rantai pasok global. Harga produk kecantikan di AS bisa meningkat hingga 20% dalam beberapa bulan ke depan.

Kebijakan tarif Trump bisa meluas Pasalnya dia sudah meminta jajarannya untuk menelusuri produk apa saja dan negara mana saja yang membuat AS tekor. 

Saat ini, AS mengimpor berbagai bahan kosmetik dari China, termasuk kemasan plastik dan kaca yang menjadi elemen penting dalam produk perawatan kulit dan makeup. Sementara itu, bahan aktif dalam banyak formula skincare, seperti asam hialuronat dan ekstrak tumbuhan langka, sebagian besar berasal dari Eropa dan Asia Tenggara.

"Biaya produksi akan melonjak signifikan, terutama bagi merek premium yang bergantung pada bahan baku berkualitas tinggi dari luar negeri," ujar Philip Rothman, ekonom dari East Carolina University, dikutip dari Allure.

Hal ini diperparah dengan kenaikan biaya logistik dan regulasi yang lebih ketat pasca-pandemi, membuat perusahaan kosmetik semakin sulit menekan harga jual tanpa mengorbankan margin keuntungan.

Merek-merek yang masih bergantung pada manufaktur luar negeri akan terkena imbas terbesar. Estée Lauder, misalnya, masih mengandalkan fasilitas produksi di Eropa dan Asia untuk beberapa lini produknya. Sementara itu, perusahaan seperti e.l.f. Beauty yang sudah menghadapi tarif 25% sejak 2019, kemungkinan akan merasakan dampak lebih kecil karena sudah melakukan diversifikasi rantai pasok.

Bahkan brand yang memproduksi barang di AS sekalipun tidak sepenuhnya aman dari dampak tarif ini. Banyak bahan baku, seperti minyak kelapa dan vanilla dari Madagaskar, masih harus diimpor, yang berarti tetap ada risiko kenaikan harga.

Sebagai gambaran, jika sebelumnya konsumen membeli serum impor seharga Rp 1 juta, maka dengan tarif baru, harganya bisa naik menjadi Rp 1,2 juta. Sementara itu, kosmetik dengan bahan kemasan dari China atau Eropa juga berpotensi mengalami kenaikan harga, terutama pada segmen premium.

"Perubahan harga ini bisa memicu pergeseran preferensi konsumen, di mana mereka mulai mencari alternatif produk yang lebih terjangkau, termasuk merek lokal," kata David Chung, CEO iLABS.

Bagaimana dengan Indonesia?

Branding & Project Development Venas Coonsulting, Affi Assegaf, menjelaskan kenaikan tarif bisa mendorong manufaktur kecantikan raksasa asal AS seperti Estee Lauder  dan e.l.f akan memindahkan pabriknya keluar dari Amerika. Beberapa pabrikan dari Asia kemungkinan besar akan fokus pada pasar domestik dan Asia Tenggara.

Kondisi ini semakin menambah persaingan industri kecantikan dalam negeri.

Kenaikan tarif juga akan berdampak pada bahan baku industri kecantikan yang masih banyak diimpor. Scintific & Regulatory Affairs Director L'Oreal Indonesia, Riva Dwitya Akhmad, mengatakan bahan baku masih menjadi salah satu concern terbesar dalam industri kecantikan di Indonesia.
Pasalnya, bahan baku dalam industri kosmetik masih banyak yang bergantung impor.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |